Fauzan merupakan satu dari sekian warga nahdliyin yang antusias menghadiri acara puncak Hari Lahir (Harlah) Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU). Di balik kegigihannya itu, ada perempuan yang selalu mendukungnya. Yakni, Mutmainnah, yang mendampinginya menuju lokasi acara hingga kembali ke rumah.
SIDOARJO – Malam resepsi Hari Lahir (Harlah) Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) dimulai Selasa (7/2) dini hari. Ribuan warga nahdliyin membeludak memadati Stadion Gelora Delta, Sidoarjo. Para jemaah sudah tiba di lokasi sejak Senin (6/1) siang.
KESABARAN politik NU juga terlihat selama Orde Baru dalam politik Pancasilanya. NU-lah yang kali pertama setuju asas Pancasila, namun dengan konsep khas Aswaja yang tidak mendudukkan Pancasila sebagai agama atau pengganti agama. Hal ini memudahkan cairnya hubungan penguasa dengan rakyat muslim yang sebelumnya kaku.
Hari peringatan resepsi satu abad Nahdlatul Ulama (NU) kurang dari 24 jam lagi. Kegiatan yang akan digelar di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo, akan menjadi pusat perhatian jutaan pasang mata. Sore ini, ribuan warga NU Sampang diberangkatkan menuju Kota Sidoarjo.
Persiapan di daerah menyambut resepsi satu abad Nahdlatul Ulama (NU) menarik untuk diikuti. Termasuk yang dilakukan warga nahdliyin di Kabupaten Sampang. Serangkaian tahapan sudah dipersiapkan menyambut pelaksanaan resepsi Selasa (7/2) nanti.
Apakah NU sebagai sebuah ormas keagamaan begitu penting di abad ini dalam hubungannya dengan geopolitik Indonesia? Tulisan singkat ini akan membahas secara sederhana bagaimana NU dan kaitannya dengan geopolitik Indonesia kontemporer.
Perayaan resepsi satu abad Nahdlatul Ulama (NU) tinggal menghitung jari. Kegiatan bertajuk ”Merawat Jagat, Membangun Peradaban” itu akan digelar Selasa pekan depan. Stadion Gelora Delta Sidoarjo akan menjadi saksi kemeriahan acara itu.
NAHDLATUL Ulama (NU) memiliki peran besar untuk Indonesia. Organisasi keagamaan yang berdiri sebelum republik merdeka itu didirikan oleh Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. Kini usianya sudah 100 tahun.