Mari sejenak kita merenung. Merenung tentang apa saja. Saya kira itu bagus sebagai kontemplasi. Sebab, merenung adalah aktivitas berpikir paling dalam. Termasuk, merenung mengenai wacana reaktivasi kereta api di Madura. Wow....
MADURA merupakan wilayah berbentuk pulau kecil berimpitan dengan Pulau Jawa bagian timur. Antara Pulau Jawa dengan Pulau Madura dipisahkan oleh Selat Madura dengan luas sekitar 9.500 km persegi. Menuju Madura secara sederhana melewati Surabaya. Dahulu menyeberang menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Perak, Surabaya, kemudian kapal feri bersandar di Pelabuhan Kamal, Bangkalan. Pada 10 Juni 2009 Jembatan Suramadu diresmikan dan difungsikan sebagai jembatan penghubung Surabaya dengan Madura. Semua kendaraan bermotor sebagai alat mobilitas manusia dan barang melewati jembatan itu. Kemudian, juga direaktivasi Bandara Trunojoyo Sumenep sebagai akses mempermudah mobilitas masyarakat dan barang dari luar daerah menuju Madura.
PAMEKASAN – Wacana reaktivasi rel kereta api santer jadi pembicaraan di masyarakat Madura. Komentar bermunculan, baik yang pro maupun yang kontra. Wacana berembus kembali pasca kunjungan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani beserta rombongan ke Sumenep beberapa hari lalu.
SUMENEP – Bupati Sumenep Achmad Fauzi berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait reaktivasi kereta api di Madura. Upaya tersebut ternyata tidak sia-sia. Buktinya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengirim surat ke Pemkab Sumenep.
SUMENEP – Madura, termasuk Sumenep, pernah memiliki transportasi berupa kereta api. Sisa-sisa keberadaan transportasi masal itu masih ada hingga sekarang. Antara lain, lokomotif di depan kantor PT Garam, Kecamatan Kalianget, Sumenep.