KETIKA isu childfree kembali membubung menyusul cuitan dari Gita Savitri Devi, seorang influencer dengan follower hampir sejuta, saya teringat sebuah monograf berjudul Women and Fertility in Madura. Karya tersebut merupakan hasil live in seorang antropolog kebangsaan Belanda yang lahir di Sabang, Anke Niehof, pada 1977 hingga 1979 di Madura, tepatnya di dua desa Patondu, Sampang, dan Tambeng, Pamekasan. Saya berharap dapat menikmati ulasan dan informasi perihal childfree dari buku lama tersebut.
ERA sekarang, perempuan seolah keluar dari kodratnya, yakni sumur, dapur, dan kasur. Hal ini seolah membuktikan bahwa perempuan memang layak disejajarkan dengan laki-laki. Misalkan kita mengambil potret perempuan Madura yang sedari dulu memiliki sifat kuat. Sehingga, pekerjaan yang sejatinya dikerjakan laki-laki dipindahtangankan
KEBUDAYAAN tanah Jawa memang unik, menarik, dan sarat akan makna. Telah banyak para peneliti yang mengkaji, menelaah, dan meneliti secara berulang kali. Namun, Jawa masih tetap menyimpan fenomena dan misteri tersendiri.