21.2 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Lemper Beracun Telan Dana Rp 150 Juta

SUMENEP – Penanganan korban lemper beracun di Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, berakhir. Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep menghabiskan Rp 150 juta untuk mengatasi bencana keracunan tersebut.

Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni mengatakan, total warga terdampak lemper beracun mencapai 84 orang. Mereka dari berbagai usia, mulai dari usia 13 tahun sampai 65 tahun. Seluruhnya merupakan warga Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek.

”Bencana lempernya sudah selesai. Pasien terakhir yang dirawat sudah sembuh dan kembali ke pulau sejak Minggu (24/12),” jelasnya Jumat (29/12).

Dinkes menghabiskan 20 boks cairan infus, 2 boks besar antibiotic, dan berbagai macam obat lain. Meski sudah sembuh, dinkes masih terus melakukan pengawalan untuk mengantisipasi jatuhnya korban.

Baca Juga :  Kasus Dugaan Korupsi Gedung Dinkes Sumenep

”Alhamdulillah tidak banyak, sekitar Rp 150 juta. Masih lebih murah dibanding nyawa para warga yang kena imbas kemarin,” ucapnya.

Sayangnya, dinkes belum mengetahui penyebab warga keracunan. Sebab, hasil tes laboratorium terhadap kandungan lemper beracun yang dikonsumsi para korban belum diketahui. Fatoni mengimbau masyarakat lebih mengutamakan kebersihan saat mengolah makanan.

”Setidaknya kita harus berhati-hati saat mengolah makanan. Meskipun sudah biasa, tapi tetap harus mementingkan kebersihan. Harus higienis supaya tidak ada lagi kejadian yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

SUMENEP – Penanganan korban lemper beracun di Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek, Kabupaten Sumenep, berakhir. Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sumenep menghabiskan Rp 150 juta untuk mengatasi bencana keracunan tersebut.

Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni mengatakan, total warga terdampak lemper beracun mencapai 84 orang. Mereka dari berbagai usia, mulai dari usia 13 tahun sampai 65 tahun. Seluruhnya merupakan warga Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek.

”Bencana lempernya sudah selesai. Pasien terakhir yang dirawat sudah sembuh dan kembali ke pulau sejak Minggu (24/12),” jelasnya Jumat (29/12).


Dinkes menghabiskan 20 boks cairan infus, 2 boks besar antibiotic, dan berbagai macam obat lain. Meski sudah sembuh, dinkes masih terus melakukan pengawalan untuk mengantisipasi jatuhnya korban.

Baca Juga :  Ketersediaan Guru PNS Tak Ideal

”Alhamdulillah tidak banyak, sekitar Rp 150 juta. Masih lebih murah dibanding nyawa para warga yang kena imbas kemarin,” ucapnya.

Sayangnya, dinkes belum mengetahui penyebab warga keracunan. Sebab, hasil tes laboratorium terhadap kandungan lemper beracun yang dikonsumsi para korban belum diketahui. Fatoni mengimbau masyarakat lebih mengutamakan kebersihan saat mengolah makanan.

”Setidaknya kita harus berhati-hati saat mengolah makanan. Meskipun sudah biasa, tapi tetap harus mementingkan kebersihan. Harus higienis supaya tidak ada lagi kejadian yang tidak diinginkan,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/