SUMENEP – Hujan deras yang mengakibatkan genangan air di sejumlah sudut Kota Sumenep menjadi perhatian publik. Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Cipta Karya Bambang Irianto angkat bicara mengenai hal itu.
Dalam keterangan tertulisnya dia mengatakan, curah hujan yang ekstrem merupakan siklus lima tahunan. Hal itu mengakibatkan terjadinya genangan air di berbagai sudut Kota Sumekar. Karena kejadian tersebut, kata Bambang, instansinya menjadi sasaran kritik masyarakat.
Menurut dia, seolah-olah yang telah dilakukan dalam penataan ruang selama ini sirna. Misalnya, pembangunan MCK, jalan lingkungan air bersih, dan penataan kota. Bahkan ada tudingan bahwa kinerja instansinya tidak berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Masalah itu, jelas Bambang, tidak sepenuhnya menjadi tanggung jawab petugas. Sebab, drainase yang ada saat ini merupakan warisan pembangunan sebelumnya. Kemudian, dilanjutkan pejabat baru dengan pola kerja yang berorientasi pada pengembangan dan inovasi.
”Hasilnya, terwujud masterplan penanggulangan banjir di kota sejak 2014, program pematusan spesialis pembersih drainase setiap hari,” tulis Bambang.
Mantan sekretaris DPRD Sumenep itu menyatakan, persoalan banjir juga akibat ulah masyarakat yang kurang sadar dan peduli lingkungan. Buktinya, drainase banyak tersumbat karena menjadi tempat pembuangan sampah. Tapi, malah pemerintah yang disalahkan.
Pihaknya telah menyiapkan strategi penanganan banjir. Antara lain, membersihkan drainase di sepanjang titik rawan genangan. Sampah dan endapan akan diangkat. Ini menjadi program sebulan ke depan.
Kemudian, pembuatan sodetan ke Kali Marengan untuk mempercepat limpasan air dari Jalan Ahmad Yani. Juga pengadaan pintu air di rumah potong hewan serta pompa apung milik BPBD guna mengurangi debit air di Kali Banding di sepanjang jalan dr. Cipto. Tujuannya, mengurangi genangan di kawasan perkantoran dan rumah sakit.
Selain itu, melakukan normalisasi dan revitalisasi saluran sekunder yang berhulu di Pasar Anom Baru dan berhilir di saluran Jalan Lingkar Timur. Normalisasi dan revitalisasi saluran sekunder dimulai dari jembatan ke-3 pertigaan rumah dinas Kapolres menuju area pegaraman.
Selanjutnya, pengadaan pompa air akan ditempatkan di lima titik. Antara lain, di Kampung Arab, rumah potong hewan, dan sebelah timur Perumahan Satelit. Juga mereorientasi drainase di Jalan Jati Mas.
”Serta segera melaksanakan program penanggulangan banjir di kota berdasar masterplan sisi utara. Mengalihkan dan mengurangi debit air di Kali Marengan yang dialihkan ke Kali Patrean,” pungkas Bambang.