SUMENEP – Keberadaan tanaman kelor di Pulau Poteran, Kecamatan Talango, mudah dijumpai. Nama lain tanaman kelor adalah maronggi (Madura). Selain sayur, tanaman kelor memiliki banyak manfaat baik untuk pangan maupun kesehatan.
Untuk memaksimalkan potensinya, dari 2013 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, melalui program Sustainable Island Development Initiatives (SIDI) telah melakukan pengembangan tanaman kelor di Pulau Poteran. Kegiatan tersebut melibatkan beberapa perguruan tinggi.
Di tahun 2021, upaya untuk meningkatkan nilai jual tanaman kelor dari Pulau Poteran tetap dilakukan dalam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Caranya, meningkatkan nilai jual tanaman kelor, melalui pelatihan pembuatan teh herbal dan minyak atsiri.
ITS Surabaya menggandeng dosen dan mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) serta Universitas Wiraraja. Sasaran kegiatan pengabdian tersebut adalah kelompok kader kesehatan dan kelompok tani di Desa Talango, Pulau Poteran.
Kegiatan tersebut dimulai sejak 28 Agustus sampai 4 September 2021. Diawali dengan pelatihan diservikasi produk kelor untuk dijadikan teh celup dan minyak atsiri. Pematerinya Dr. techn. Endry Nugroho Prasetyo, S.Si., M.T (ITS), Maharani Pertiwi K, S.Si., M. Biotech., Ph.D (UNUSA), dan Isdiantoni, S.P., M.P (Universitas Wiraraja).
Di sela-sela pelatihan, Endry Nugroho Prasetyo selaku dosen Departemen Biologi ITS menyampaikan, sasaran pengabdian ini didampingi 11 mahasiswa ITS, UNUSA, dan Universitas Wiraraja. ”Pendampingan dilakukan untuk memastikan tujuan dari pelaksanaan PKM tercapai,” katanya. (daf/par)