SUMENEP – Penetapan Sumenep sebagai zona merah dalam peta sebaran Covid-19 berdampak pada pelayanan kesehatan. Pasalnya, tiga dari empat pasien positif merupakan tenaga kesehatan (nakes). Karena itu, dinas kesehatan (dinkes) menutup pelayanan Puskesmas Saronggi dan Puskesmas Rubaru mulai kemarin (27/4).
Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono mengungkapkan, pelayanan dua puskesmas tersebut dialihkan ke puskesmas terdekat. Tindakan ini merupakan bentuk penanganan dan pencegahan persebaran Covid-19. ”Ini untuk antisipasi saja,” tegasnya.
Pihaknya juga akan melakukan rapid test semua petugas di dua puskesmas itu. Tes cepat juga akan dilakukan pada keluarga pasien dan orang-orang yang kontak langsung. Dia berharap agar semua orang yang pernah melakukan kontak fisik dengan oarng yang terpapar Covid-19 agar melakukan isolasi mandiri.
Selain itu, dilakukan penyemprotan disinfektan di rumah keempat pasien. Juga ke tempat-tempat yang mereka singgahi. Dinkes juga membentuk tim pemulasaran jenazah. ”Ini untuk jaga-jaga saja atas komando bupati,” jelasnya.
Kepala Puskesmas Saronggi Nurul Latifah menuturkan, pelayanan ditutup selama 14 hari. Semua pelayanan kesehatan dialihkan Puskesmas Bluto. ”Pasien sudah pulang semua,” jelasnya.
Semua karyawan puskesmas melakukan karantina mandiri. Juga pakai masker, physical distancing, dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Kepala Puskesmas Rubaru Sulaiha Riningsi tidak menampik penutupan pelayanan itu. Semua pegawai puskesmas juga akan di-rapid test.
Seperti diberitakan, Jumat (24/4) diumumkan empat warga Sumenep terkonfirmasi Covid-19. Tiga dari empat peserta pelatihan PPIH itu merupakan tenaga kesehatan. Pertama berjenis kelamin laki-laki 46 tahun asal Kecamatan Saronggi. Kedua, dokter Puskesmas Rubaru berjenis kelamin perempuan.
Ketiga, pegawai Dinas Kesehatan Sumenep. Pria 35 tahun itu asal Kecamatan Kota Sumenep. Sementara seorang yang lain merupakan pegawai Kemenag Sumenep. Pria 57 tahun itu asal Kecamatan Kota Sumenep.
Sementara itu, dua pegawai Dinkes Pamekasan dinyatakan positif. Namun, instansi kesehatan tersebut belum merencanakan akan me-lockdown. Dinkes tetap mengacu pada prosedur tetap (protap) dalam menangani Covid-19.
Plt Kadinkes Pamekasan Achmad Marsuki menuturkan, protap itu upaya mengisolasi pegawai yang positif dan melacak orang yang berkontak erat dengan pasien positif. ”Keduanya pegawai dinkes dan mereka berdua sudah lama isolasi mandiri dilanjutkan isolasi di RS,” sambungnya.
Pegawai dinkes yang pertama tertular adalah laki-laki 57 tahun. Dia dinyatakan positif pada 14 April dan diduga tertular Covid-19 saat mengikuti pelatihan sebagai TKHI di Surabaya pada Maret lalu. Lelaki tersebut berasal dari Kecamatan Galis.
Sementara satu lagi adalah perempuan 53 tahun. Dia tinggal di Kecamatan Palengaan. Ditetapkan positif Covid-19 pada 24 April.
Ketua Tim Penanganan Covid-19 Internal RSUD dr Slamet Martodirdjo Pamekasan Syaiful Hidayat meninta dinkes lebih giat lagi melakukan langkah-langkah antisipasi. ”Kalau tidak di-lockdown, harus perbanyak swab test,” tukasnya. (mi/ky)