20.7 C
Madura
Tuesday, May 30, 2023

Peserta Ketahuan Bawa Jimat, Sepuluh CCTV Intai Pelaksanaan SKD

SUMENEP – Tes seleksi kompetensi dasar (SKD) calon pegawai negeri sipil (CPNS) resmi dimulai di gedung UPT Sarana Kegiatan Diklat Sumenep kemarin (27/1). Peserta harus melalui serangkaian pemeriksaan oleh petugas.

Mulai pemeriksaan barang bawaan, penitipan barang, hingga pemeriksaan dengan metal detector. Sebelum masuk ruang tes, peserta diberi pemaparan mengenai cara menginput data ujian. Termasuk cara menjawab soal.

Masuk ke ruang SKD, peserta hanya diperkenankan membawa kartu ujian, tanda pengenal, dan alat tulis. ”Ada juga yang bawa jimat. Kami temukan ada satu peserta yang membawa. Sudah diamankan pada bagian pemeriksaan,” ungkap Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sumenep Abdul Madjid.

Menurut Madjid, pemeriksaan hingga menggunakan metal detector bertujuan meyakinkan BKN bahwa peserta tidak membawa apa-apa lagi selain alat tulis dan kartu ujian. Misalnya, ikat pinggang, aksesori berupa gelang, cincin, dan sebagainya diamankan sementara oleh petugas. Peserta baru bisa mengambilnya usai melaksanakan tes.

Pihaknya memastikan tidak ada praktik joki kunci jawaban saat tes. Sebab, di ruang ujian peserta diawasi ketat oleh petugas Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Baca Juga :  Rumak Rusak, Korban Abrasi Hanya Dibantu Rp 2,5 Juta

Selain itu, soal yang dikerjakan setiap peserta berbeda. ”Soal ujian itu acak. Tidak sama setiap peserta. Joki-joki itu sudah tidak bisa,” ujarnya.

Tidak hanya itu, untuk lebih memperketat pengawasan, pihaknya memasang 10 closed circuit television (CCTV). Puluhan kamera pengintai tersebut terpasang di beberapa titik. Yakni, di tempat pemeriksaan, ruang tunggu, dan ruang steril. Di ruang tes ada empat CCTV untuk mamantau peserta selama tes SKD berlangsung.

Untuk mengantisipasi adanya praktik pungutan liar (pungli), Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Sumenep juga datang ke lokasi. Termasuk untuk memastikan tidak ada kegiatan percaloan selama tes.

Madjid meminta seluruh peserta tidak percaya jika ada oknum yang membawa nama pejabat, anggota dewan, atau siapa pun yang mengaku bisa meloloskan seleksi CPNS 2019. ”Tidak bisa. Jangan mau dibodohi oknum. Sebab, peserta keluar dari ruang tes sudah bisa langsung melihat hasilnya. Hasil tes tidak bisa diintervensi siapa pun,” ujarnya.

Setelah SKD, diperkirakan seribu peserta berdasar nilai tertinggi akan lanjut pada tahap seleksi kompetensi bidang (SKB). Kemudian, akan kembali diseleksi untuk menentukan pengisi 310 kursi CPNS yang tersedia di lingkungan Pemkab Sumenep.

Baca Juga :  Desak Polres Tuntaskan Kasus Mangkrak

Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi berharap, seleksi kali ini bisa menghasilkan CPNS terbaik. Terlebih, ujian SKD sudah menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Dengan demikian, tes kali ini diharapkan melahirkan CPNS yang kompeten, sesuai bidangnya, sehingga bisa mengisi formasi berdasar kebutuhan Pemkab Sumenep.

”Ini kesempatan. Tunjukkan kemampuan yang terbaik untuk bisa lolos CPNS. Kalau ada yang mengaku bisa meloloskan, jangan didengarkan. Tidak ada siapa pun yang bisa mengintervensi hasil tes,” tegasnya.

Hari pertama, 540 peserta dijadwalkan mengikuti tes yang terbagi dalam empat sesi. Setiap sesi diikuti 135 peserta. Ada dua ruangan tes SKD. Ruang I bisa menampung 119 peserta dan ruang II untuk 26 peserta. ”Hari pertama digelar 4 sesi. Hari kedua dan seterusnya 5 sesi,” terangnya.

Sekadar diketahui, pelaksanaan tes SKD CPNS 2019 dimulai pada 27 Januari hingga 5 Februari. Kuota CPNS Sumenep 310 kursi. Perinciannya, tenaga pendidikan 103 kursi, tenaga teknis 67 kursi, tenaga kesehatan 95 kursi, dan tenaga teknis pertanian 45 kursi. Total peserta tes SKD mencapai 6.349 orang.

SUMENEP – Tes seleksi kompetensi dasar (SKD) calon pegawai negeri sipil (CPNS) resmi dimulai di gedung UPT Sarana Kegiatan Diklat Sumenep kemarin (27/1). Peserta harus melalui serangkaian pemeriksaan oleh petugas.

Mulai pemeriksaan barang bawaan, penitipan barang, hingga pemeriksaan dengan metal detector. Sebelum masuk ruang tes, peserta diberi pemaparan mengenai cara menginput data ujian. Termasuk cara menjawab soal.

Masuk ke ruang SKD, peserta hanya diperkenankan membawa kartu ujian, tanda pengenal, dan alat tulis. ”Ada juga yang bawa jimat. Kami temukan ada satu peserta yang membawa. Sudah diamankan pada bagian pemeriksaan,” ungkap Kepala Badan Kepegawaian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Sumenep Abdul Madjid.


Menurut Madjid, pemeriksaan hingga menggunakan metal detector bertujuan meyakinkan BKN bahwa peserta tidak membawa apa-apa lagi selain alat tulis dan kartu ujian. Misalnya, ikat pinggang, aksesori berupa gelang, cincin, dan sebagainya diamankan sementara oleh petugas. Peserta baru bisa mengambilnya usai melaksanakan tes.

Pihaknya memastikan tidak ada praktik joki kunci jawaban saat tes. Sebab, di ruang ujian peserta diawasi ketat oleh petugas Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Baca Juga :  Tim Gabungan Sasar Jasa Pengiriman dan Pelabuhan

Selain itu, soal yang dikerjakan setiap peserta berbeda. ”Soal ujian itu acak. Tidak sama setiap peserta. Joki-joki itu sudah tidak bisa,” ujarnya.

Tidak hanya itu, untuk lebih memperketat pengawasan, pihaknya memasang 10 closed circuit television (CCTV). Puluhan kamera pengintai tersebut terpasang di beberapa titik. Yakni, di tempat pemeriksaan, ruang tunggu, dan ruang steril. Di ruang tes ada empat CCTV untuk mamantau peserta selama tes SKD berlangsung.

- Advertisement -

Untuk mengantisipasi adanya praktik pungutan liar (pungli), Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Sumenep juga datang ke lokasi. Termasuk untuk memastikan tidak ada kegiatan percaloan selama tes.

Madjid meminta seluruh peserta tidak percaya jika ada oknum yang membawa nama pejabat, anggota dewan, atau siapa pun yang mengaku bisa meloloskan seleksi CPNS 2019. ”Tidak bisa. Jangan mau dibodohi oknum. Sebab, peserta keluar dari ruang tes sudah bisa langsung melihat hasilnya. Hasil tes tidak bisa diintervensi siapa pun,” ujarnya.

Setelah SKD, diperkirakan seribu peserta berdasar nilai tertinggi akan lanjut pada tahap seleksi kompetensi bidang (SKB). Kemudian, akan kembali diseleksi untuk menentukan pengisi 310 kursi CPNS yang tersedia di lingkungan Pemkab Sumenep.

Baca Juga :  Hari Kemerdekaan, Momen Kenang Jasa Pahlawan

Wakil Bupati Sumenep Achmad Fauzi berharap, seleksi kali ini bisa menghasilkan CPNS terbaik. Terlebih, ujian SKD sudah menggunakan sistem computer assisted test (CAT). Dengan demikian, tes kali ini diharapkan melahirkan CPNS yang kompeten, sesuai bidangnya, sehingga bisa mengisi formasi berdasar kebutuhan Pemkab Sumenep.

”Ini kesempatan. Tunjukkan kemampuan yang terbaik untuk bisa lolos CPNS. Kalau ada yang mengaku bisa meloloskan, jangan didengarkan. Tidak ada siapa pun yang bisa mengintervensi hasil tes,” tegasnya.

Hari pertama, 540 peserta dijadwalkan mengikuti tes yang terbagi dalam empat sesi. Setiap sesi diikuti 135 peserta. Ada dua ruangan tes SKD. Ruang I bisa menampung 119 peserta dan ruang II untuk 26 peserta. ”Hari pertama digelar 4 sesi. Hari kedua dan seterusnya 5 sesi,” terangnya.

Sekadar diketahui, pelaksanaan tes SKD CPNS 2019 dimulai pada 27 Januari hingga 5 Februari. Kuota CPNS Sumenep 310 kursi. Perinciannya, tenaga pendidikan 103 kursi, tenaga teknis 67 kursi, tenaga kesehatan 95 kursi, dan tenaga teknis pertanian 45 kursi. Total peserta tes SKD mencapai 6.349 orang.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/