SUMENEP – Kasus kriminal yang dilakukan salah satu guru honorer asal Kabupaten Sampang beberapa waktu lalu mendapat perhatian dari Sekkab Sumenep Edy Rasiyadi. Dia mengimbau agar guru honorer di Sumenep tidak terlibat dalam kasus kriminal.
Menurut dia, seorang guru seharusnya mencerminkan sikap yang baik sebagai teladan bagi para muridnya. ”Seharusnya guru adalah teladan, jadi jangan sampai memberi atau bahkan menjadi contoh tidak baik,” ungkapnya.
Selama ini, kata dia, Pemkab Sumenep terus berusaha andil dalam upaya peningkatan kesejahteraan guru di Sumenep, utamanya guru honorer. Dia berharap mereka bisa menutupi kekurangan guru PNS.
”Diakui atau tidak peran guru honorer sangat penting. Kalau kita hanya mengandalkan PNS saja pasti kurang. Karena itu, pemkab dengan beberapa programnya sudah berusaha turut andil dalam usaha menyejahterakan para guru honorer di Sumenep,” katanya.
Rencananya, pada 2019, Pemkab Sumenep akan menaikkan honor mereka. Tahun ini honorer dibayar Rp 350 ribu. Tahun depan akan dinaikkan menjadi Rp 600 ribu. ”Itu di luar BPJS. Rencananya, selain kenaikan honor, honorer di Sumenep akan didaftarkan BPJS,” ungkapnya.
Beberapa waktu lalu, seorang guru honorer asal Kabupaten Sampang ditahan petugas Kepolisian Resor Sumenep karena kedapatan memiliki kendaraan yang dicurigai hasil curian. Akibatnya, oknum guru honorer tersebut terancam hukuman empat tahun penjara.