SUMENEP – Bahasa Madura perlu dilestarikan. Salah satunya dengan mengenalkan pada anak sejak usia dini. Sebab, akhir-akhir ini bahasa warisan leluhur itu mulai ditinggalkan, termasuk oleh kalangan pelajar.
Fakta itu diakui oleh guru SMKN 1 Sumenep Miswan. Menurut dia, banyak siswa tidak tahu berbahasa Madura. ”Siswa masih belum paham, bagaimana menggunakan ejaan dan tata bahasa Madura yang baik dan benar,” katanya Senin (26/11).
Menurut dia, kalangan muda banyak yang sudah meninggalkan bahasa Madura. Padahal, bahasa itu sangat penting. Terutama saat berinteraksi dengan yang lebih tua. Lebih-lebih dengan orang tuanya sendiri. ”Harapan saya, orang tua mengajarkan anaknya bahasa Madura,” pintanya.
Menurut dia, selama ini orang tua membiasakan menggunakan bahasa Indonesia saat berkomunikasi dengan anaknya. Miswan berharap, guru dan orang tua bersinergi dan saling mendukung untuk melestarikan bahasa Madura. Dengan demikian, anak-anak akan terbiasa.
Dia menjelaskan, dulu ada majalah khusus bahasa Madura. Salah satunya, majalah konkonan. Majalah tersebut bisa menjadi wadah bagi pihak yang ingin melestarikan bahasa Madura. ”Tapi, sekarang sudah tidak ada. Itu majalah bagus. Dapat mendidik siswa dan guru,” katanya
Sekretaris DPKS Mohammad Suhaidi menilai, pembelajaran bahasa Madura sangat penting. Menurut dia, beberapa waktu lalu Pemkab Sumenep mewajibkan siswa menggunakan bahasa Madura di sekolah. Namun, penerapannya tidak maksimal. ”Kami harap itu kembali diterapkan,” harapnya.
Budayawan Madura asal Sumenep Syaf Anton Wr mengatakan, bahasa Madura mengalami kemunduran. Karena itu, semua pihak harus bersinergi untuk melestarikan warisan leluhur itu. ”Terjadi kemunduran,” ucap pria berambut gondrong itu. (c2)