SUMENEP – Juhari tak menyangka, sawah yang digarapnya mengeluarkan gelembung. Layaknya air mendidih. Selasa (25/2) itu, pria tersebut datang ke lahan sawah yang digarapnya di Desa Batuputih Kenek, Kecamatan Batuputih. Saat itu dia hendak menjalani aktivitas sebagai petani padi seperti biasa.
Namun pria 32 tahun itu kaget setelah melihat ada gelembung-gelembung yang keluar di lahan tanaman padinya. Bahkan, semburan seperti air mendidih itu juga terlihat di dua galian penampungan air untuk pertanian. Tak ingin ambil risiko, Juhari memilih untuk meninggalkan lokasi.
”Saya langsung kabur. Waktu keluar ada bunyi seperti letupan-letupan. Awalnya keluar pasir. Khawatir berbahaya, jadi saya kabur,” tuturnya kemarin (26/2).
Fenomena alam itu lantas menjadi magnet masyarakat sekitar. Bahkan, warga dari luar Kecamatan Batuputih datang untuk mengetahui langsung. Sebelum itu, petugas sudah memasang garis polisi agar warga tidak terlalu dekat dengan titik gelembung. Mengantisipasi kemungkinan hal-hal yang tak diinginkan.
Hingga kemarin belum ada petugas berwenang yang melakukan penelitian. Namun bukannya khawatir, banyak pengunjung yang mengabadikan fenomena itu dengan kamera ponselnya dari dekat. Saat di lokasi, salah satu warga bahkan memberanikan diri menceburkan kakinya ke dalam galian berisi air yang mengeluarkan gelembung tersebut.
Budayawan D. Zawawi Imron juga menyempatkan diri melihat fenomena alam yang baru kali pertama terjadi di Kecamatan Batuputih itu. Informasi yang diterimanya, fenomena itu sudah seminggu yang lalu.
Terkait ada kemungkinan kandungan gas atau lainnya, Zawawi memasrahkan penuh kepada para saintis atau ahlinya. Dia berharap, para pihak berwenang mengungkap kekayaan alam apa yang tersimpan di Batuputih ini. ”Jika memang bisa dimanfaatkan, semoga bermanfaat bagi warga Batuputih, untuk masyarakat Madura, dan Indonesia,” ungkap si Celurit Emas itu.
Dia menambahkan, jika memang ada kandungan gas alam, diharapkan potensi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ”Kalau tidak dieksplorasi, malah menjadi kurang bermanfaat. Setidaknya untuk anak cucu kita,” ungkapnya.
Camat Batuputih Arsudi menjelaskan, fenomena tersebut sudah diketahui masyarakat setempat sepekan lalu. Awalnya warga tidak khawatir dan dianggap biasa karena hanya keluar gelembung-gelembung kecil. Namun, Selasa (25/2) gelembung yang keluar semakin besar.
”Malam harinya, aparat desa bersama masyarakat melapor kepada kami. Karena ini baru pertama kali terjadi. Kemudian, langsung diberi garis polisi,” jelasnya.
Semula pihaknya bersama forum pimpinan kecamatan (forpimka) melakukan pengamanan di lokasi karena khawatir gelembung itu mengandung racun. Arsudi menyebut, setelah diamati secara saksama, semburan tidak mengeluarkan air, melainkan seperti uap.
”Tidak berbau. Airnya juga tidak bau. Kami coba bakar pakai korek api, tidak menyala,” papar Arsudi di lokasi.
Karena itu, kesimpulan sementara, air tersebut tidak berbahaya. Namun, fenomena alam yang baru kali pertama terjadi itu masih membuat beberapa masyarakat merasa khawatir. Untuk mengetahui lebih jelas kandungan uap yang disemburkan, pihaknya sudah melaporkannya ke Pemkab Sumenep.
”Ada tiga titik semburan. Dua di galian bekas penampungan air dan di tengah sawah yang digarap warga. Lahan ini percaton. Milik pemerintah desa,” tukasnya.