23.5 C
Madura
Monday, May 29, 2023

Januari, 47 Warga Sumenep Terjangkit DBD

SUMENEP – Masyarakat Sumenep perlu mengantisipasi demam berdarah dengue (DBD). Sebab, selama Januari ada 47 orang terjangkit penyakit mematikan tersebut. Enam kecamatan mulai dihantui karena dipastikan menjadi wilayah endemis.

Enam kecamatan tersebut ialah Kecamatan Sumenep, Kalianget, dan Saronggi. Tiga kecamatan lainnya yang paling tinggi yakni Kecamatan Batang-Batang, Ambunten, dan Pasongsongan. Meski demikian, setiap kecamatan terdapat warga terjangkit DBD.

Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni menerangkan, daerah endemis DBD disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat. Penularan DBD karena lingkungan kumuh memudahkan warga terjangkit. Sebab, perindukan nyamuk tidak diawasi. ”Sehingga ada nyamuk dewasa yang membuat warga terjangkit DBD,” imbuhnya.

Langkah dinkes adalah sosialisasi kepada masyarakat agar aktif mengubur, menguras, dan menutup (3M) benda yang berpotensi jadi genangan.  Supaya kesadaran masyarakat menjadi kader pembasmi DBD meningkat. 

Baca Juga :  Warisan Budaya Minim Penerus, Pemerintah Harus Hadir

Selain itu, melakukan fogging. Wilayah yang terindikasi langsung dilakukan pengasapan. ”Yang diduga sudah kami lakukan. Tidak menunggu positif. Termasuk yang enam kecamatan ini,” jelasnya.

Sekadar diketahui, pada 2017 penderita DBD berjumlah 215 orang. Dua orang  meninggal dunia.  Jumlah tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan 2016. Sebab, selama setahun penderita DBD mencapai 1.200 orang.

 

SUMENEP – Masyarakat Sumenep perlu mengantisipasi demam berdarah dengue (DBD). Sebab, selama Januari ada 47 orang terjangkit penyakit mematikan tersebut. Enam kecamatan mulai dihantui karena dipastikan menjadi wilayah endemis.

Enam kecamatan tersebut ialah Kecamatan Sumenep, Kalianget, dan Saronggi. Tiga kecamatan lainnya yang paling tinggi yakni Kecamatan Batang-Batang, Ambunten, dan Pasongsongan. Meski demikian, setiap kecamatan terdapat warga terjangkit DBD.

Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni menerangkan, daerah endemis DBD disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat. Penularan DBD karena lingkungan kumuh memudahkan warga terjangkit. Sebab, perindukan nyamuk tidak diawasi. ”Sehingga ada nyamuk dewasa yang membuat warga terjangkit DBD,” imbuhnya.


Langkah dinkes adalah sosialisasi kepada masyarakat agar aktif mengubur, menguras, dan menutup (3M) benda yang berpotensi jadi genangan.  Supaya kesadaran masyarakat menjadi kader pembasmi DBD meningkat. 

Baca Juga :  Kunjungi Kepulauan Sapeken Bupati Janjikan Bantuan untuk Masjid

Selain itu, melakukan fogging. Wilayah yang terindikasi langsung dilakukan pengasapan. ”Yang diduga sudah kami lakukan. Tidak menunggu positif. Termasuk yang enam kecamatan ini,” jelasnya.

Sekadar diketahui, pada 2017 penderita DBD berjumlah 215 orang. Dua orang  meninggal dunia.  Jumlah tersebut jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan 2016. Sebab, selama setahun penderita DBD mencapai 1.200 orang.

 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/