SUMENEP – Korban keracunan lemper di Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek, Sumenep, teridentifikasi 66 orang. Jumlah itu termasuk satu korban meninggal. Hingga Senin (25/12), masih ada tiga orang yang menjalani perawatan medis.
Kasus tersebut berawal dari resepsi pertunangan pemuda berinisial MA, 19, dan AH, 17. Mereka warga Dusun Taepe, Desa Bancamara, Pulau Giliyang. Momen kebahagiaan itu berubah petaka. Sebab, niat baik tuan rumah yang membagikan jajanan kepada para tetangga justru membuat 66 orang mengalami keracunan.
Warga Bancamara berjatuhan sejak Selasa malam (19/12). Mereka mengalami mual, muntah, lemas, dan gangguan pencernaan. Salah seorang di antara puluhan korban keracunan meninggal.
Dia adalah Marwani, 39, warga Dusun Bancamara Barat, yang masih kerabat pemilik hajat. Menurut Kepala Dinkes Sumenep A. Fatoni, Marwani meninggal tidak hanya karena keracunan makanan, tetapi karena penyakit rahim yang diderita.
”Keracunan makanan itu hanya memperburuk keadaan. Karena daya tahan tubuhnya memang sudah lemah. Kemudian ditambah racun dari makanan sehingga kondisinya drop tanpa sempat mendapat perawatan,” jelas Fatoni.
Sebanyak 55 orang harus menjalani rawat inap dan 10 orang menjalani rawat jalan. Hingga kemarin, masih ada tiga orang yang belum pulih. Dua di antaranya adalah pasien baru yang datang kemarin pagi. Sedangkan satu orang lainnya bernama Wahyudi, 30 Warga Dusun Bancamara Barat.
Dua pasien baru menjalani perawatan di Puskesmas Dungkek. Sedangkan Wahyudi menjalani perawatan di klinik pribadi dr Mujjib di Kota Sumenep. Wahyudi sudah menjalani perawatan sejak Rabu pagi (19/12).
Kades Bancamara Moh. Alwi mengatakan, Wahyudi tidak hanya karena keracunan makanan. Dia memang memiliki beberapa penyakit yang bersarang di badannya. ”Pak Wahyudi itu memang punya sakit kronis. Tapi, sakit apa saya tidak tahu. Mungkin keracunan kemarin membuat sakitnya kambuh. Semoga tidak terjadi apa-apa kepada beliau,” ucapnya.
Dua warga lain yang menjalani perawatan di Puskesmas Dungkek berangsur membaik. Kemungkinan pagi ini mereka sudah bisa kembali ke Pulau Oksigen lagi. ”Namanya saya lupa. Tadi sudah menelepon saya, katanya sudah tidak pusing lagi,” terangnya.
Selain itu, tenaga kesehatan yang dikirim ke Pulau Giliyang sudah ditarik ke daratan. Sebelumnya, dinkes mendirikan posko kesehatan darurat di Desa Bancamara. Alwi menyatakan, tidak ada lagi warga yang mengeluh sakit akibat keracunan. Dia berharap kejadian serupa tidak terulang.