SUMENEP – Nyai Hj. Dewi Khalifah terpilih menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sumenep periode 2019-2024 melalui Musyawarah Kabupaten (Mukab) yang digelar di Hotel Utami, Selasa (26/11).
Kepada RadarMadura.id, Hj Dewi Khalifah mengatakan, Kabupaten Sumenep memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar dan bernilai ekonomis. Salah satunya Garam.
Wanita yang akrab disapa Nyai Eva itu berjanji akan mendorong petambak agar menghasilkan garam berkualitas. Sehingga, bisa dijadikan produk unggulan. Salah satunya inovasi garam spa.
“Garam biasa dihargai Rp 600 per kilogram. Kalau sudah menjadi garam spa, harganya bisa Rp 100 ribu per kilogram. Saya sudah menyampaikan hal ini ke PT Garam agar memiliki nilai tambah,” ujarnya.
Nyai Eva juga berkomitmen memaksimalkan potensi jagung dan tembakau. Termasuk, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha jamu tradisional Madura dan usaha mikro lainnya.
“Produk usaha mikro di Sumenep yang sudah merambah pasar regional dan nasional cukup banyak. Tapi, ketika sudah keluar daerah tidak lagi atas nama Kabupaten Sumenep,” pungkasnya. (jup)
SUMENEP – Nyai Hj. Dewi Khalifah terpilih menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Sumenep periode 2019-2024 melalui Musyawarah Kabupaten (Mukab) yang digelar di Hotel Utami, Selasa (26/11).
Kepada RadarMadura.id, Hj Dewi Khalifah mengatakan, Kabupaten Sumenep memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat besar dan bernilai ekonomis. Salah satunya Garam.
Wanita yang akrab disapa Nyai Eva itu berjanji akan mendorong petambak agar menghasilkan garam berkualitas. Sehingga, bisa dijadikan produk unggulan. Salah satunya inovasi garam spa.
“Garam biasa dihargai Rp 600 per kilogram. Kalau sudah menjadi garam spa, harganya bisa Rp 100 ribu per kilogram. Saya sudah menyampaikan hal ini ke PT Garam agar memiliki nilai tambah,” ujarnya.
Nyai Eva juga berkomitmen memaksimalkan potensi jagung dan tembakau. Termasuk, mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan usaha jamu tradisional Madura dan usaha mikro lainnya.
“Produk usaha mikro di Sumenep yang sudah merambah pasar regional dan nasional cukup banyak. Tapi, ketika sudah keluar daerah tidak lagi atas nama Kabupaten Sumenep,” pungkasnya. (jup)
