SUMENEP, Jawa Pos Radar Madura – Cuaca ekstrem terjadi dalam sepekan ini. Akibatnya, nelayan enggan melaut. Sebab, kondisi perairan tidak bersahabat. Gelombang cukup tinggi. Kondisi ini memaksa mereka untuk beristirahat.
Warga Pasongsongan, Bahral, 49, mengatakan, puluhan perahu di Kecamatan Pasongsongan tidak ada yang beraktivitas. Para nelayan khawatir. Padahal, musim panen ikan belum sampai tiga bulan.
”Kira-kira satu meter kalau perairan Pasongsongan. Tahun lalu ada perahu yang karam, terseret arus,” tutur Bahral pada JPRM kemarin (24/12).
Dia mengatakan, mayoritas nelayan, baik di Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, hingga Batang-Batang, biasanya akan mencari lokasi perairan yang tidak berisiko. Seperti di perairan Desa Longos, Kecamatan Gapura, atau diparkir di pelabuhan.
”Kalau di Pasongsongan ada sebagian yang berangkat ke Bintaro. Di sana mereka masih beraktivitas, masih melaut. Kondisi perairan di sana cukup aman,” ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Kelas III Kalianget Usman Kholid mengatakan, puncak musim hujan memang akan terjadi pada akhir Desember dan sepanjang Januari. Hal itu berdasar perkiraan cuaca dari BMKG Jawa Timur.
Tidak hanya itu, kondisi perairan di Madura, terutama pesisir utara cukup rentan. Tinggi gelombang bisa mencapai 2,5 meter. ”Tentu setiap hari akan berbeda-beda kondisinya, tapi dalam sebulan ke depan kita perlu waspada,” ujarnya.
Dia mengimbau agar nelayan bersabar dan beristirahat dari aktvitas melaut. Hal itu untuk meminimalksn bencana yang akan terjadi. ”Kalau kondisi seperti ini sebaiknya istirahat dulu. Keselamatan diutamakan,” tandasnya. (di/han)