SUMENEP – Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep bertindak cepat untuk mengatasi keracunan masal di Desa Bancamara, Kecamatan Dungkek. Sedikitnya 37 petugas dikerahkan untuk menangani para korban. Instansi yang dikepalai A. Fatoni itu juga telah menyiapkan 70 boks cairan infus dan obat-obatan lain.
Fatoni menjelaskan, petugas yang dikerahkan 20 bidan, 15 perawat, dan 2 dokter. Seorang dokter ditugaskan membantu pihak Puskesmas Dungkek yang menangani 33 pasien keracunan. Sisanya dikirim ke Pulau Giliyang untuk merawat warga yang tidak perlu dibawa ke daratan.
”Kami sudah mengirimkan tenaga kesehatan ke Desa Bancamara. Insya Allah dengan begitu jika ada tambahan warga yang keracunan tidak perlu dibawa jauh ke daratan,” ungkap Fatoni.
Selain cairan infus, 70 boks tersebut berisi 3 boks antibiotik dan beberapa jenis obat seperti obat pusing, diare, dan antimuntah. Fatoni berjanji akan memberikan pelayanan dengan baik. Pihaknya berusaha agar para korban keracunan kembali pada kondisi semua.
Selain itu, dia akan melakukan monitoring lingkungan desa. Juga promosi cara memasak dan mengolah makanan dengan benar. ”Setelah sembuh, kami akan memastikan para korban keracunan ini kembali pada kondisi semula. Caranya dengan monitoring dan pelatihan tadi,” jelasnya.
Secara umum, kata dia, pengobatan untuk para korban berjalan dengan baik. Bahkan, beberapa korban keracunan yang dirawat di Puskesmas Dungkek sudah kembali ke Pulau Giliyang. Sayangnya, dia belum bisa memastikan jumlah korban yang telah pulih.
”Pengobatannya sampai saat ini berjalan lancar. Bahkan beberapa yang dirawat di Puskesmas Dungkek sudah kembali ke Bancamara,” tuturnya.
Fatoni menegaskan, pengobatan korban keracunan di RSUD dr. H Moh. Anwar dan Puskesmas Dungkek gratis. Biaya pengobatan ditanggung pemerintah. ”Kalau jumlah anggarannya menyesuaikan dengan berapa kebutuhan. Nah, kebutuhan dananya, kami belum bisa hitung karena pengobatan masih dilakukan,” pungkasnya.