SUMENEP – Pesona Kabupaten Sumenep bukan hanya keindahan alamnya, melainkan juga sejarahnya. Hingga saat ini, peninggalan sejarah Bumi Sumekar masih tersimpan dengan baik di Museum Keraton Sumenep.
Museum ini digemari para wisatawan, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri. Sejak Januari hingga Selasa (24/10), jumlah pengunjung mencapai 44.602. Yaitu, anak-anak sebanyak 11.409 dan dewasa 33.193.
Kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Museum Keraton Sumenep Moh. Efendi menuturkan, dalam sehari keraton bisa dikunjungi hingga 700 orang. ”Tetapi, tidak setiap hari banyak pengunjung. Kalau lagi sepi paling hanya 10 orang,” jelasnya.
Wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke museum berasal dari berbagai negara. Misalnya, Jerman, Prancis, Inggris, Amerika, Norwegia, Slovakia, dan Polandia. Juga Thailand, Filipina, Kamboja, Jepang, dan Australia.
”Kebanyakan para turis ini tertarik pada peninggalan kerajaan Sumenep. Mereka sangat antusias untuk tahu sejarah Sumenep,” ungkapnya.
Efendi menjelaskan, ada ribuan benda bersejarah di museum tersebut. Dari ribuan peninggalan sejarah itu, yang paling menarik minat perhatian adalah Alquran berukuran raksasa dengan panjang empat meter dan lebar tiga meter.
Kereta kuda peninggalan Sultan Abdurrahman juga digemari. Menurut Efendi, kereta tersebut adalah pemberian pemerintah Inggris karena kemampuan Sultan Abdurrahman yang telah menerjemahkan bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Inggris.
”Pada masa pemerintahannya, Sultan Abdurrahman memang terkenal sebagai pribadi yang pandai. Sekitar tahun 1811 beliau dihadiahi sebuah kereta kuda oleh pemerintah kerajaan Inggris karena mampu menerjemahkan bahasa Sanskerta ke dalam bahasa Inggris,” pungkasnya.