SUMENEP – Keputusan pemerintah melalui Kemenkominfo RI membatasi penggunaan sebagian fitur aplikasi media sosial (medsos), disesalkan sebagian masyarakat. Salah satunya, Kacong dan Cebbing Sumenep.
Kacong Sumenep Firdaus Shofi Ghozy berpendapat, keputusan kemenkominfo dinilai kurang tepat. “Tidak sepatutnya itu (pembatasan, Red) dilakukan,” ujarnya saat ditemui RadarMadura.id di Universitas Wiraraja (Unija).
Firdaus Shofi Ghozy menuturkan, dirinya tergolong aktif menggunakan medsos. “Saya sendiri merasa dirugikan. Sebab, saya pengguna medsos yang sangat aktif. Bahkan, saya mencari kehidupan di sosmed,” imbuhnya.
Annissya Maghfira, Cebbing Sumenep menambahkan, tujuan pemerintah melakukan pembatasan sebagian fitur aplikasi medsos bagus. Untuk meminimalisir berita hoaks. Tapi, dinilai tidak tepat.
“Kalau hanya membatasi, itu tidak akan bisa maksimal. Sebab, pada akhirnya hoaks tetap akan menyebar. Seharusnya, cari sumber masalah atau penyebar hoaks. Bukan malah membatasi fitur aplikasi medsos,” sarannya.
Ferdian, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumenep mengajak masyarakat tidak berlebihan merespon keputusan pemerintah. “Percayalah, tujuan negara baik dan untuk melindungi rakyat,” tegasnya.
Ferdian mengajak masyarakat menghargai keputusan pemerintah. “Jangan egois. Mari kita berpikir lebih luas dan jernih dalam memaknai keputusan pemerintah,” pungkasnya ketika diwawancarai di kantornya.
Perlu diketahui, pemerintah membatasi sejumlah fitur aplikasi medsos sejak Rabu (22/5). Itu dilakukan, untuk menghindari provokasi dan penyebaran berita hoaks saat aksi 22 Mei. Jika sudah kondusif, pembatasan akan dicabut. (Rofiqi)