27.9 C
Madura
Monday, June 5, 2023

Ingin Kubur Anak di Kampung Halaman

SUMENEP – Keluarga Ziharatul Ilma masih ingin anak enam tahun itu ditemukan. Meski dalam kondisi sudah meninggal sekalipun, keluarga ingin melihat kondisi jasad korban tragedi KM Amin Jaya itu.

Harapan itu disampaikan Taufik, 32, ayah Ziharatul Ilma di Aula Sutanto, Polres Sumenep, kemarin (23/6). Dirinya ingin melihat dan menguburkan jenazah anaknya di kampung halaman. ”Saya selalu berdoa jasad anak saya bisa ditemukan,” tuturnya ketika menghadiri rapat evaluasi dan penandatanganan berita acara pemberhentian operasi pencarian korban KM Amin Jaya.

Rapat itu dipimpin Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman dan Kabag Ops Polres Sumenep Kompol Abd. Mukti. Rapat itu diikuti Kapolsek Dungkek, Polair Sumenep, KSOP Pelabuhan Kalianget, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, RSUD, dan beberapa perwakilan keluarga korban.

Rahman mengatakan, sejak pencarian di hari ketiga, tim memperluas mapping area hingga jarak 30 mil ke perairan wilayah utara. Yakni, di Pantai Lombang dan Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. Sebab, arus laut mengarah ke utara.

Selain menerjunkan SRU air dan SRU darat, pemantauan dan penyisiran juga dilakukan melalui udara menggunakan helikopter milik Basarnas. Tapi, tim SAR tetap tidak menemukan tanda-tanda adanya jasad Ilma.

Namun, hingga hari ketujuh, tim SAR belum bisa menemukan jasad Ilma. Apabila mengacu UU 29/2014 dan PP 22/2017 pasal (18) dan (19) disebutkan, pemberhentian operasi dilakukan setelah berjalan satu minggu. ”Pencarian di hari keenam dan hari ketujuh nihil temuan. Sesuai regulasi, pencarian korban KM Amin Jaya dihentikan sejak hari ini (kemarin, Red),” katanya.

Pencarian bisa dilanjutkan atau dilakukan kembali apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan jasad korban. Dengan kata lain, meski operasi search and rescue (SAR) dihentikan, bukan berarti upaya pencarian korban yang belum ditemukan ditutup atau tidak dilakukan sama sekali. ”Kami bersama polisi-TNI, Polair, dan kecamatan akan terus mencari jasad Ilma. Kami juga akan tetap berkoordinasi dengan Basarnas Jatim,” ucapnya.

Kasi Operasi Basarnas Jatim Al Amrad menambahkan, sejak Senin (17/6) hingga Sabtu (22/6) pihaknya sudah berupaya maksimal melakukan pencarian korban hilang. Setiap hari, target penyisiran semakin diperluas. ”Tapi jasad korban tetap tidak ditemukan,” ujarnya.

Baca Juga :  DP3A dan KB Sumenep Dorong Wujudkan Sekolah Ramah Anak

Pencarian korban KM Amin Jaya merupakan operasi terbesar dari semua opearsi pencarian dan pertolongan yang pernah dilakukan Basarnas Jatim. Berkat kerja sama semua pihak, 21 korban meninggal dunia berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. ”Kami tetap menunggu koordinasi dari pemerintah daerah apabila ada tanda-tanda keberadaan jasad korban. Semoga semua korban hilang bisa ditemukan,” katanya. 

SUMENEP – Keluarga Ziharatul Ilma masih ingin anak enam tahun itu ditemukan. Meski dalam kondisi sudah meninggal sekalipun, keluarga ingin melihat kondisi jasad korban tragedi KM Amin Jaya itu.

Harapan itu disampaikan Taufik, 32, ayah Ziharatul Ilma di Aula Sutanto, Polres Sumenep, kemarin (23/6). Dirinya ingin melihat dan menguburkan jenazah anaknya di kampung halaman. ”Saya selalu berdoa jasad anak saya bisa ditemukan,” tuturnya ketika menghadiri rapat evaluasi dan penandatanganan berita acara pemberhentian operasi pencarian korban KM Amin Jaya.

Rapat itu dipimpin Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman dan Kabag Ops Polres Sumenep Kompol Abd. Mukti. Rapat itu diikuti Kapolsek Dungkek, Polair Sumenep, KSOP Pelabuhan Kalianget, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, RSUD, dan beberapa perwakilan keluarga korban.


Rahman mengatakan, sejak pencarian di hari ketiga, tim memperluas mapping area hingga jarak 30 mil ke perairan wilayah utara. Yakni, di Pantai Lombang dan Pantai Slopeng, Kecamatan Dasuk. Sebab, arus laut mengarah ke utara.

Selain menerjunkan SRU air dan SRU darat, pemantauan dan penyisiran juga dilakukan melalui udara menggunakan helikopter milik Basarnas. Tapi, tim SAR tetap tidak menemukan tanda-tanda adanya jasad Ilma.

Namun, hingga hari ketujuh, tim SAR belum bisa menemukan jasad Ilma. Apabila mengacu UU 29/2014 dan PP 22/2017 pasal (18) dan (19) disebutkan, pemberhentian operasi dilakukan setelah berjalan satu minggu. ”Pencarian di hari keenam dan hari ketujuh nihil temuan. Sesuai regulasi, pencarian korban KM Amin Jaya dihentikan sejak hari ini (kemarin, Red),” katanya.

Pencarian bisa dilanjutkan atau dilakukan kembali apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan jasad korban. Dengan kata lain, meski operasi search and rescue (SAR) dihentikan, bukan berarti upaya pencarian korban yang belum ditemukan ditutup atau tidak dilakukan sama sekali. ”Kami bersama polisi-TNI, Polair, dan kecamatan akan terus mencari jasad Ilma. Kami juga akan tetap berkoordinasi dengan Basarnas Jatim,” ucapnya.

- Advertisement -

Kasi Operasi Basarnas Jatim Al Amrad menambahkan, sejak Senin (17/6) hingga Sabtu (22/6) pihaknya sudah berupaya maksimal melakukan pencarian korban hilang. Setiap hari, target penyisiran semakin diperluas. ”Tapi jasad korban tetap tidak ditemukan,” ujarnya.

Baca Juga :  Bagi Kalangan Milennial, JKN–KIS Sangat Bermakna

Pencarian korban KM Amin Jaya merupakan operasi terbesar dari semua opearsi pencarian dan pertolongan yang pernah dilakukan Basarnas Jatim. Berkat kerja sama semua pihak, 21 korban meninggal dunia berhasil dievakuasi dan diidentifikasi. ”Kami tetap menunggu koordinasi dari pemerintah daerah apabila ada tanda-tanda keberadaan jasad korban. Semoga semua korban hilang bisa ditemukan,” katanya. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/