SUMENEP – Jelang Hari Raya Idul Fitri 1441 H, covid-19 masih mengintai. Indikasinya, seorang warga Sumenep kembali dinyatakan terpapar virus korona. Itu setelah, hasil pemeriksaan swab tes terkonfirmasi covid-19.
Ketua Tim Kewaspadaan Covid-19 Andri Dwi Wahyudi menuturkan, pasien yang terkonfirmasi covid-19 dari klaster perantau yang pulang kampung. Bulan April lalu, warga Desa/Kecamatan Saronggi itu tiba dari Jakarta.
“Karena ada keluhan serak di tenggorokan, pasien berinisial I itu berobat RSUD Moh Anwar Sumenep. Karena baru datang dari daerah lokal transmisi, pasien diminta melakukan rapid test. Hasilnya reaktif,” ucapnya.
Menurut Andri, pihaknya lalu melakukan swab test dan samplenya dikirim ke Surabaya. Sejak saat itu, pasien diminta melakukan isolasi mandiri. “Sekitar 10 hari kemudian, hasil pemeriksaan swab test menyatakan yang bersangkutan terkonfirmasi covid-19,” imbuhnya.
Dijelaskan, tim kesehatan sempat kesulitan membujuk pasien nomor 7 itu untuk diisolasi. Sebab, pihak keluarga keberatan karena menjelang hari raya. Selanjutnya, jajaran Forkopimca Saronggi memberi pengertian kepada keluarga I.
“Dari tujuh pasien positif covid-19, satu diantaranya dinyatakan sembuh. Setelah dua kali di-swab test, dinyatakan negatif. Pasien sembuh itu dari klaster tenaga kesehatan haji. Dia merupakan warga Kebundadap Timur, Kecamatan Saronggi,” imbuhnya.
Andri menambahkan, pasien sembuh merupakan petugas kesehatan di Puskesmas Saronggi. Sementara, tiga pasien lain dari klaster yang sama masih menjalani isolasi di rumah sakit. ”Kebetulan, sama-sama dari Kecamatan Saronggi. Satu orang sembuh, satu orang lagi masuk,” jelasnya.
Kapolsek Saronggi Iptu Wahyudi Kusdarmawan mengakui, semula pihak keluarga tidak langsung bersedia I dirawat di rumah sakit. Utamanya, orang tua I. “Alasannya, karena menjelang Hari Raya Idul Fitri,” tuturnya.
Ditambahkan, komunikasi awal dengan pihak keluarga diakui cukup alot. Padahal, I sudah cukup proakatif sejak rapid test-nya reaktif. Termasuk, saat menjalani isoalasi mandiri. “Sebab, tim kesehatan bersama jajaran Forkopimca Saronggi aktif memantau,” paparnya.
Setelah diberi arahan, sambung Wahyudi, pihak keluarga akhirnya menyetujui I dirawat di rumah sakit. ”Kami beri pengertian secara gamblang demi kesehatan dan keselamatan seluruh keluarga,” jelasnya. (jun)