SUMENEP – Anggota DPRD Sumenep 2019–2024 dilantik kemarin (21/8). Beberapa pertai politik (parpol) sudah mulai pasang kuda-kuda untuk mencari posisi menguntungkan di alat kelengkapan dewan (AKD).
Langkah koalisi menjadi pilihan beberapa parpol untuk menempatkan kader masing-masing di posisi strategis. Salah satunya Partai Demokrat. Partai besutan Bambang Susilo Yudhoyono itu mulai menggandeng beberapa parpol lain demi bisa mengamankan kursi pimpinan komisi ataupun yang lainnya.
Ketua DPC Demokrat Sumenep Soengkono Sidik tidak menampik pihaknya tengah menjalin komunikasi dengan beberapa parpol. Dia menyebut, sudah ada dua perpol yang menyatakan kesiapannya bergabung dengan gerbong Demokrat. ”Yang suduh pasti mau (koalisi) PAN dan Gerindra,” ucapnya.
Soengkono menyampaikan, selain dua parpol itu, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan petinggi parpol lain. Di antaranya, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). ”Kalau yang lain mau bergabung, ya silakan,” ujarnya.
Mantan wakil bupati (Wabup) itu mengaku tiga parpol itu sampai saat ini belum ada kata sepakat. Namun, menurut dia, dengan adanya koalisi itu akan memberikan hal positif bagi setiap partai politik jika semua tujuannya bisa terwujud.
”Istilahnya kalau koalisi itu, jika senang, maka semua akan senang. Dan jika susah, akan susah semua,” ucap mantan ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Sumenep itu.
Soengkono tidak menampik tujuan koalisi gabungan antar partai itu untuk merebut beberapa posisi AKD. Salah satunya ketua komisi. ”Terserah nanti Demokrat mau jadi apa, yang penting saling menguntungkan dan tidak merugikan antar parpol,” tegasnya.
Tujuan koalisi gabungan antar fraksi itu demi adanya penyatuan persepsi antar parpol. Juga tentang program pemerintah yang perlu diprioritaskan untuk 5 tahun ke depan. Dia berharap, koalisi itu bisa memberikan dampak baik terhadap Kota Keris ke depan. ”Tujuan utama koalisi itu untuk kepentingan masyarakat,” sambungnya.
Sementara Sekretaris DPC Demokrat Indra Wahyudi membenarkan partainya sudah menjalin komunikasi dengan parpol itu. Dia membenarkan sampai saat ini yang sepakat bersama Demokrat sudah ada 2 parpol, yaitu Gerindra dan PAN. ”Yang lainnya, insyaallah juga akan fix,” ujarnya.
Jika koalisi gabungan parpol itu final, akan ada 7 parpol yang akan bersatu untuk merebut kursi AKD. Dengan total 32 kursi. Di antaranya Partai Demokrat 7 kuris, Gerindra 6 kursi, PDIP 5, dan Nasdem 3 kursi. Kemudian, PKS 2 kursi, PAN 6 kursi, dan Hanura 3 kursi.
Dia membeberkan, konsolidasi itu pihaknya lakukan Selasa malam (21/8). ”Tentu salah satu tujuannya untuk mengamankan posisi ketua komisi,” ucap mantan aktivis HMI yang kini menjadi wakil ketua DPRD Sumenep sementara itu.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Sumenep Sahidi membenarkan pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat. Meski begitu, dia tidak menutup diri jika ada parpol lain yang juga mau bernegosiasi dengan Gerindra. ”Gerindra tidak hanya akan berkomunikasi dengan Demokrat, dengan siapa pun kami siap terbuka,” ucapnya.
Sahidi tidak menampik Gerindra saat ini juga sedang menjalin komunikasi dengan beberapa parpol lain. Dia menyebut langkah kolisi bukan semata-mata untuk kepentingan parpol. ”Kalau untuk Sumenep yang lebih baik, kami siap untuk bersama,” tukasnya.
Sementara Sekretaris DPD PAN Sumenep Hozaini Adhim membenarkan berkonsolidasi dengan Demokrat dan beberapa parpol lain. Pertemuan itu digelar di kantor DPC Partai Demokrat. Dia juga membenarkan, PAN sudah menyatakan sikap kesiapannya menjalin kerja sama dengan Demokrat.
”Kita berkumpul karena ingin menyamakan persepsi, tentang bagaimana efektivitas kerja di DPRD,” ucapnya.
Menurut Hozaini, penyamaan persepsi itu dapat mendorong efektivitas kinerja anggota dewan, khususnya kader PAN. Sebab, hubungan antar fraksi menjadi lebih baik dibandingkan tidak menjalin koalisi dengan parpol lain. ”Apabila tidak terlembagakan secara baik antar fraksi, khawatir menjadi liar,” tuturnya.
Dia berharap, koalisi itu akan menambah baik citra lembaga legislatif. Dengan begitu, politik tidak hanya terkesan tempat mencari kekuasaan dan kekayaan. ”Politik adalah media untuk perjuangan. Harapannya, rekan-rekan dari partai koalisi tidak hanya memegang jabatan, tetapi menjalankan amanah masyarakat, karena output-nya ditunggu rakyat,” pungkasnya. (jup)