SUMENEP – Kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pertanian masih rendah. Hal itu menjadi perhatian Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Sumenep. Mereka mendesak pemerintah kabupaten (pemkab) bekerja sama dengan instansi peneliti di bidang pertanian.
Hal tersebut diungkapkan Anggota Fraksi PKB DPRD Sumenep Dulsiam Rabu (20/9). Menurut dia, rendahnya SDM petani terbukti dengan banyaknya kegagalan dalam dua musim terakhir. Hal itu tidak boleh dibiarkan. Pemkab segera mencarikan solusi agar tidak berkelanjutan.
”Di samping cuaca buruk atau iklim yang tidak bagus, ternyata petani kita belum bisa menangani anomali cuaca. Ini membuktikan kalau pengetahuan para petani untuk menangani hal-hal yang baru seperti ini masih rendah,” kata politikus asal kepulauan tersebut kemarin.
Salah satu cara meningkatkan kualitas SDM petani adalah pemkab segera bekerja sama dengan lembaga pengembang di bidang pertanian. Dengan begitu, pengetahuan petani akan semakin luas. Terutama, untuk menghadapai hal-hal yang tidak terduga seperti anomali cuaca dan penanggulangan hama.
”Kalau kita lihat di kabar berita, banyak kegagalan. Misalnya, petani tembakau. Walaupun tahun ini sudah lebih baik daripada tahun sebelumnya, masih belum normal,” ungkap pria yang juga menjabat sebagai ketua Komisi III DPRD Sumenep itu.
Dia berharap kerjasama tersebut juga berimbas pada perbaikan kualitas sumberdaya penyuluh pertanian. Sebab, penyuluh pertanian seharusnya mampu mendukung para petani dalam keberhasilan.
”Kualitas penyuluh saat ini bukan kurang bagus, hanya mungkin butuh ditingkatkan. Agar nantinya petani yang tidak tahu bisa diajari oleh para penyuluh ini,” tuturnya. Fraksi PKB juga sempat menyampaikan pendapat itu kepada Bupati Sumenep A. Busyro Karim dalam rapat paripurna beberapa waktu lalu.
Menanggapi hal tersebut, Busyro menjelaskan bahwa pemkab telah mengadakan kerja sama dengan beberapa lembaga. Antara lain, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Balai Penelitian Taman Pemanis dan Serat (Balittas) Malang, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Universitas Trunojoyo Madura (UTM), dan Pusat Pengembangan (Pusbang) Teknologi Tepat Guna (TTG)- LIPI Subang, Jawa Barat.
”Bidang kerja sama ada masing-masing. Misalnya, untuk tembakau, serat, dan minyak industri kami bekerja sama dengan Balittas. Untuk rekomendasi teknologi pertanian, kami kerja sama dengan BPTP,” tandasnya.