SUMENEP – Pusat oleh-oleh dan cendera mata khas Sumenep Gerai Wiraraja di Jalan Trunojoyo sudah lama tutup. Padahal, dalam tiga tahun terakhir, rutin ada suntikan dana dari APBD.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Sumenep Badrul Aini mengaku kecewa. Menurut dia, pada 2016–2017, Gerai Wiraraja mendapat anggaran Rp 120 juta. Dana itu untuk honor petugas jaga. Tapi, bukannya mendapat hasil, gerai itu malah tutup.
Politikus PBB tersebut mempertanyakan anggaran untuk para penjaga. Jika sudah tutup, kata dia, honor untuk mereka mestinya juga distop. Dia mengaku pernah mendapat kritik dari pengurus Kadin Sumenep.
”Mestinya, pemkab bertindak sebagai regulator, bukan eksekutor. Yakni, tidak jualan sendiri barang-barang itu, tetapi menyediakan regulasinya,” ujarnya.
Ya, pengelolaan itu harusnya diserahkan kepada pengusaha. Dengan demikian, tidak mematikan penjual di toko-toko sekitar. Namun, faktanya Gerai Wiraraja malah dikelola sendiri oleh pemkab.
Komisi II, sambung politikus asal kepulauan itu, akan melakukan pembahasan. Pihaknya bakal memanggil instansi terkait. Tujuannya, meminta keterangan mengenai mandeknya pengoperasian gerai.
”Kami pertanyakan penggunaan APBD untuk operasional atau honor itu, sementara gerai tutup,” terang dia.
Politikus PBB itu menambahkan, Gerai Wiraraja mestinya tidak tutup. Sebab, banyak wisatawan yang membutuhkan oleh-oleh khas Sumenep. Terlebih tahun depan pemkab mencanangkan tahun kunjungan wisata.
Saat koran ini mendatangi lokasi kemarin sore, pintu depan terkunci. Pintu utama ke gerai juga tertutup rapat. Sementara, Kepala Disperindag Sumenep Saiful Bahri belum bisa dikonfirmasi hingga berita ini ditulis.