SUMENEP – Anjloknya harga dan minimnya penyerapan tembakau oleh pabrikan membuat anggota dewan berang. Pasalnya, kualitas tembakau musim ini tidak buruk. Bahkan, pihak perusahaan mengakui mutu tanaman musim kemarau itu bagus.
Ketua Sementara DPRD Sumenep Abd. Hamid Ali Munir mengaku miris karena banyak hasil produksi tembakau sulit untuk terjual. Menurut dia, kondisi itu sangat merugikan petani. Sebab, untuk menanam tembakau, petani harus mengeluarkan modal yang tidak sedikit.
”Dulu tembakau disebut daun emas Madura. Sekarang apa yang terjadi? Ada yang mengeluarkan modal Rp 10 juta–Rp 30 juta, sekarang tembakau tidak laku karena pabrikan tidak membuka,” ucapnya ketika inspeksi mendadak (sidak) ke PT Surya Kahuripan Semesta di Desa Gunggung, Kecamatan Batuan, kemarin (19/9).
PT Surya Kahuripan Semesta merupakan penyalur tembakau ke PT Gudang Garam. Hamid mengungkapkan, pihaknya akan mengambil langkah untuk menyurati pabrik tembakau di Kota Keris. Pihaknya mendesak agar pabrik tembakau bersedia menyerap tembakau yang ditanam petani.
”Kalau tidak mau membeli tembakau Sumenep harusnya dilarang sejak awal. Katakan tidak mau membeli agar masyarakat tidak menanam tembakau,” imbuh politikus PKB itu.
Pria asal Kecamatan Rubaru itu berjanji segera mengirimkan surat kepada semua pabrik tembakau. Pihaknya berharap semua pabrik bersedia menerima tembakau yang sudah diproduksi oleh petani. ”Semua (pabrik tembakau) akan kita surati agar semua turun, karena tembakau ini dipakai untuk seluruh Indonesia, bahkan luar negari,” tegasnya.
Bagian Admin PT Surya Kahuripan Semesta Freddy Kustianto mengatakan, perusahaannya hanya menampung tembakau dari petani. Kemudian, melakukan penyaluran dan pembelian jika ada permintaan tembakau dari PT Gudang Garam.
Dia mengutarakan, pihaknya melakukan pembelian tembakau petani sejak Minggu (18/8) hingga Selasa (3/9). Pembelian dihentikan karena PT Surya Kahuripan Semesta tidak memiliki uang lantaran tidak ada permintaan dari PT Gudang Garam. ”Kami tidak mendapat dropping-an uang, jadi sangat-sangat prihatin, kami tidak bisa melakukan pembelian,” akunya.
Freddy mengutarakan, sampai saat ini pihaknya baru menyerap 274 ton tembakau milik petani. Dia mengaku tidak tahu mengapa pabrikan menghentikan pembelian. Padahal, kata dia, kualitas tembaku saat ini sangat bagus.
”Kalau ada dana akan saya buka (pembelian) karena sekarang kualitas bagus. Sekarang kita tergantung dari dana,” ungkapnya.
Freddy tidak bersedia memaparkan alasan PT Gudang Garam tidak melakukan pembelian kembali. Dia berdalih PT Surya Kahuripan Semesta hanya menyalurkan jika ada permintaan pembelian tembakau milik petani dari PT Gudang Garam. ”Saya tidak etis (menjelaskan alasan), saya hanya menerima perintah,” ucap pria berkacamata itu.
Meski begitu, Freddy mendukung langkah dewan untuk menyurati pabrik rokok agar bersedia menyerap tembakau masyarakat. Dia mengklaim juga memiliki keinginan pabrik menyerap daun emas petani. ”Mudah-mudahan nanti ada kebijakan lain sehingga saya bisa buka (membeli tembakau) lagi,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep A. Busyro Karim mengakui saat ini stok tembakau melimpah. Hal itu dikarenakan tahun lalu petani tembakau banyak yang untung. ”Sehingga tahun ini banyak yang menanam,” kata pria asal Desa Beraji, Kecamatan Gapura, itu.
Busyro tidak memungkiri banyak tembakau yang tidak diserap oleh pabrikan. Meski begitu, pihaknya tidak tinggal diam. Pemkab Sumenep sudah membuat tim untuk mencari solusi agar pabrikan bersedia menyerap tambakau petani.
”Tim sudah berusaha mencoba mencari pemasaran lain di luar yang ada di Sumenep, termasuk di Malang,” tandasnya. (jup)