SUMENEP – Proses rekonstruksi rumah rusak akibat gempa bumi yang melanda wilayah Sumenep pada Rabu malam (13/6) belum bisa dilakukan. Pasalnya, sampai saat ini material bangunan yang dibutuhkan belum terkumpul secara keseluruhan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Abd. Rahman Riadi mengatakan, saat ini material bangunan yang tersedia baru semen. Material lainnya seperti pasir, batu, dan sebagainya belum ada.
BPBD melakukan koordinasi dengan berbagai instansi. Baik BUMN, BUMD, ataupun perbankan untuk memberikan bantuan. ”Kontraktor kami harapkan juga bisa berpartisipasi membantu korban gempa,” kata Rahman, Senin (18/6).
Rekonstruksi rumah rusak akibat gempa bumi berkekuatan 4,7 skala Richter itu tidak hanya melibatkan Pemkab Sumenep. Pihak swasta juga terlibat. Hal itu guna meringankan beban korban gempa yang rumahnya rusak.
”Kita prioritaskan rumah-rumah yang rusak total dan rusak berat,” jelasnya. ”Rumah-rumah yang rusak sedang dan rusak ringan kita perbaiki kemudian,” tambahnya.
Dalam proses rekonstruksi nanti, lanjut Rahman, BPBD tidak akan bekerja sendirian. Prajurit TNI telah siap siaga membantu di lapangan. Dia juga berharap warga dan relawan mengerahkan kekuatan untuk membantu rekonstruksi rumah rusak pascabencana.
Mantan Sekretaris Bappeda Sumenep itu meminta masyarakat tenang. Sebab, berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), tidak akan ada gempa susulan.
Meski demikian, untuk sementara waktu korban tetap tidak diizinkan tinggal di dalam rumah. Terutama warga yang berada di titik gempa, yakni Desa Bullaan, Kecamatan Batuputih. ”SOP (standard operating procedure) kita memang untuk pascabencana ini harus di luar rumah posisinya. Kita sediakan shelter, tenda untuk tempat pengungsian sementara,” tegasnya.
Gempa bumi yang terjadi pada Rabu malam (13/6) mengakibatkan ratusan rumah rusak. Gempa tersebut terjadi di tiga kecamatan, yakni Batuputih, Manding, dan Dasuk. Pusat gempa berada di Desa Bullaan, Kecamatan Batuputih. Di desa tersebut terdapat 99 bangunan, baik rumah, sekolah ataupun tempat ibadah yang rusak.