21.2 C
Madura
Wednesday, June 7, 2023

Dihantam Ombak, Perahu 50 Penumpang Terbalik

SUMENEP – Ahmad Riyadi ingat betul detik-detik saat ombak membalik kapal yang dia tumpangi bersama keluarga dan penumpang lainnya. Saat itu jarum jam menunjukkan sekitar pukul 13.00. Kapal Motor (KM) Amin Jaya melintas di perairan Gili Iyang.

Mata pria 45 tahun itu menyaksikan sendiri bagaimana ombak setinggi sekitar tiga meter menghantam kapal. Dua kali ombak menerjang kapal. Terjangan pertama hanya membuat kapal oleng.

Terjangan ombak dari samping itu masih bisa dikendalikan. Semua penumpang panik. Mereka menjerit. Terutama penumpang ibu-ibu dan anak-anak. Tidak lama kemudian, gelombang tinggi kembali menerjang hingga membuat kapal terbalik. Semua penumpang tercebur ke laut dan berada di bawah kapal.

Penumpang yang bisa berenang keluar dari kapal. Mereka naik ke atas kapal yang terbalik itu. Penumpang selamat berupaya membantu korban lain. Namun, itu tidak bisa dilakukan karena gelombang terlalu tinggi. Badan kapal terombang-ambing.

Banyak penumpang terjebak di bawah kapal. Mereka tidak bisa menyelamatkan diri. Termasuk Suliya, 22, istri Ahmad Riyadi, dan putra mereka, M. Fardiansyah, 12. ”Yang bisa berenang naik ke atas kapal. Kalau yang tidak bisa, ya ada di bawah,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Madura ketika ditemui di Puskesmas Dungkek kemarin petang (17/6).

Ahmad berusaha mencari istri dan anaknya. Selama sekitar 25 menit melakukan pencarian, dia melihat tangan anaknya. Kemudian, dia segera mengangkat tubuh anaknya itu ke atas kapal. ”Ini anugerah dari Allah, anak saya bisa selamat. Padahal, posisinya ada di bawah kapal,” katanya di dekat putranya yang sedang menjalani perawatan itu.

Baca Juga :  Jalan Bandara Dinilai Tidak Ideal

Selama dua jam, Ahmad dan penumpang yang selamat terombang-ambing di tengah laut. Saat itu para korban putus asa. Hanya bisa menangis dan memohon keselamatan kepada Tuhan. Beberapa saat kemudian, ada empat kapal nelayan yang melintas.

Mereka segera mendekat, membantu melakukan pertolongan. Semua penumpang selamat kemudian naik ke kapal itu dan dibawa ke Pelabuhan Dungkek. Dari pelabuhan, mereka dibawa ke Puskesmas Dungkek. ”Tapi, sampai sekarang istri saya, Suliya, tidak ditemukan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Peristiwa kapal penumpang tenggelam itu terjadi kemarin (17/6). KM Amin Jaya berangkat dari Pulau Guwa-Guwa, Kecamatan Raas, pukul 07.15. Kapal itu berlayar menuju Pelabuhan Gersik Putih, Kalianget. Ketika sampai di perairan Gili Iyang, kapal tersebut terbalik karena diterjang ombak tinggi.

Selain nelayan, pencarian dan evakuasi korban dilakukan polisi bersama TNI, BPBD, dan Basarnas Jawa Timur. Ahmad berharap, tim penyelamat membantu mencarikan istri dan korban lain yang hingga sekarang belum ditemukan.

Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura, KM Amin Jaya mengakup 50 orang, termasuk nakhoda (Arim) dan seorang ABK (Marwi). Jumlah penumpang kapal tersebut diperkirakan 48 orang. Dua orang dinyatakan meninggal atas nama Zahra, 28, dan Hanisah, 30.

Total korban selamat yang dievakuasi ke Puskesmas Dungkek berjumlah 39 orang. Sebanyak 29 laki-laki dan 10 perempuan. Mereka merupakan warga Pulau Guwa-Guwa, Kecamatan Raas, dan seorang asal Kalimantan, atas nama Sifa. Sementara sembilan orang lainnya belum ditemukan hingga tadi malam pukul 20.00.

Baca Juga :  SMAN 1 Batuan Sabet Juara Nasional

Kapolsek Dungkek AKP Jaiman mengatakan, kapal tersebut tenggelam karena diterjang ombak besar. Semua penumpang selamat sudah mendapat pengobatan. Pihaknya meminta kepada pihak keluarga penumpang yang ikut kapal tersebut agar melapor ke polsek. Dengan demikian, data jumlah penumpang bisa lebih valid. ”Kami akan tetap melakukan pencarian korban,” ujarnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Agus Mulyono menyatakan, dua jenazah korban dibawa ke RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep. Rencananya, dua jenazah itu akan diserahkan kepada keluarga masing-masing hari ini (18/6).

Selain itu, korban atas nama Inara bersama kedua orang tuanya juga dirujuk ke RSUD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena kedinginan. Sedangkan korban yang diinfus empat orang. Masing-masing bernama Sifa, Dini Aminarti, Rahmat, dan Ginazzafira. ”Biaya pengobatan korban dibebaskan semuanya,” tandasnya.

Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman Riadi menerangkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Basarnas Jawa Timur. Saat ini dua speedboat dan satu Kapal Karina milik Basarnas Jatim sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian. BPBD juga berkoordinasi dengan KSOP terkait kondisi cuaca selama pencairan. ”Pencairan besok (hari ini, Red) akan dimulai pukul 06.00,” jelasnya.

SUMENEP – Ahmad Riyadi ingat betul detik-detik saat ombak membalik kapal yang dia tumpangi bersama keluarga dan penumpang lainnya. Saat itu jarum jam menunjukkan sekitar pukul 13.00. Kapal Motor (KM) Amin Jaya melintas di perairan Gili Iyang.

Mata pria 45 tahun itu menyaksikan sendiri bagaimana ombak setinggi sekitar tiga meter menghantam kapal. Dua kali ombak menerjang kapal. Terjangan pertama hanya membuat kapal oleng.

Terjangan ombak dari samping itu masih bisa dikendalikan. Semua penumpang panik. Mereka menjerit. Terutama penumpang ibu-ibu dan anak-anak. Tidak lama kemudian, gelombang tinggi kembali menerjang hingga membuat kapal terbalik. Semua penumpang tercebur ke laut dan berada di bawah kapal.


Penumpang yang bisa berenang keluar dari kapal. Mereka naik ke atas kapal yang terbalik itu. Penumpang selamat berupaya membantu korban lain. Namun, itu tidak bisa dilakukan karena gelombang terlalu tinggi. Badan kapal terombang-ambing.

Banyak penumpang terjebak di bawah kapal. Mereka tidak bisa menyelamatkan diri. Termasuk Suliya, 22, istri Ahmad Riyadi, dan putra mereka, M. Fardiansyah, 12. ”Yang bisa berenang naik ke atas kapal. Kalau yang tidak bisa, ya ada di bawah,” tuturnya kepada Jawa Pos Radar Madura ketika ditemui di Puskesmas Dungkek kemarin petang (17/6).

Ahmad berusaha mencari istri dan anaknya. Selama sekitar 25 menit melakukan pencarian, dia melihat tangan anaknya. Kemudian, dia segera mengangkat tubuh anaknya itu ke atas kapal. ”Ini anugerah dari Allah, anak saya bisa selamat. Padahal, posisinya ada di bawah kapal,” katanya di dekat putranya yang sedang menjalani perawatan itu.

Baca Juga :  AKD Berdalih Dampak Molornya Pencairan Tahap III

Selama dua jam, Ahmad dan penumpang yang selamat terombang-ambing di tengah laut. Saat itu para korban putus asa. Hanya bisa menangis dan memohon keselamatan kepada Tuhan. Beberapa saat kemudian, ada empat kapal nelayan yang melintas.

- Advertisement -

Mereka segera mendekat, membantu melakukan pertolongan. Semua penumpang selamat kemudian naik ke kapal itu dan dibawa ke Pelabuhan Dungkek. Dari pelabuhan, mereka dibawa ke Puskesmas Dungkek. ”Tapi, sampai sekarang istri saya, Suliya, tidak ditemukan,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Peristiwa kapal penumpang tenggelam itu terjadi kemarin (17/6). KM Amin Jaya berangkat dari Pulau Guwa-Guwa, Kecamatan Raas, pukul 07.15. Kapal itu berlayar menuju Pelabuhan Gersik Putih, Kalianget. Ketika sampai di perairan Gili Iyang, kapal tersebut terbalik karena diterjang ombak tinggi.

Selain nelayan, pencarian dan evakuasi korban dilakukan polisi bersama TNI, BPBD, dan Basarnas Jawa Timur. Ahmad berharap, tim penyelamat membantu mencarikan istri dan korban lain yang hingga sekarang belum ditemukan.

Data yang dihimpun Jawa Pos Radar Madura, KM Amin Jaya mengakup 50 orang, termasuk nakhoda (Arim) dan seorang ABK (Marwi). Jumlah penumpang kapal tersebut diperkirakan 48 orang. Dua orang dinyatakan meninggal atas nama Zahra, 28, dan Hanisah, 30.

Total korban selamat yang dievakuasi ke Puskesmas Dungkek berjumlah 39 orang. Sebanyak 29 laki-laki dan 10 perempuan. Mereka merupakan warga Pulau Guwa-Guwa, Kecamatan Raas, dan seorang asal Kalimantan, atas nama Sifa. Sementara sembilan orang lainnya belum ditemukan hingga tadi malam pukul 20.00.

Baca Juga :  Kades Harus Melayani dan Tepati Janji

Kapolsek Dungkek AKP Jaiman mengatakan, kapal tersebut tenggelam karena diterjang ombak besar. Semua penumpang selamat sudah mendapat pengobatan. Pihaknya meminta kepada pihak keluarga penumpang yang ikut kapal tersebut agar melapor ke polsek. Dengan demikian, data jumlah penumpang bisa lebih valid. ”Kami akan tetap melakukan pencarian korban,” ujarnya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Agus Mulyono menyatakan, dua jenazah korban dibawa ke RSUD dr H. Moh. Anwar Sumenep. Rencananya, dua jenazah itu akan diserahkan kepada keluarga masing-masing hari ini (18/6).

Selain itu, korban atas nama Inara bersama kedua orang tuanya juga dirujuk ke RSUD untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut karena kedinginan. Sedangkan korban yang diinfus empat orang. Masing-masing bernama Sifa, Dini Aminarti, Rahmat, dan Ginazzafira. ”Biaya pengobatan korban dibebaskan semuanya,” tandasnya.

Kepala BPBD Sumenep Abd. Rahman Riadi menerangkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Basarnas Jawa Timur. Saat ini dua speedboat dan satu Kapal Karina milik Basarnas Jatim sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian. BPBD juga berkoordinasi dengan KSOP terkait kondisi cuaca selama pencairan. ”Pencairan besok (hari ini, Red) akan dimulai pukul 06.00,” jelasnya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/