SUMENEP – Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sumenep menyebutkan, selama 2018 ada 1.335 pencari kerja (pencaker) yang mengajukan dapat kartu pencari kerja (AK-1). Rata-rata mereka lulusan strata satu (S-1) atau bergelar sarjana. Bahkan, 12 di antaranya sudah bergelar magister.
Kasi Informasi dan Pasar Kerja Dinakertrans Sumenep Andri Zulkarnain membenarkan, pencaker datang ke lembaganya untuk mendapatkan AK-1 didominasi kaum intelektual. Menurut dia, hal itu dikarenakan minimnya lapangan kerja di Kota Keris. ”Memang lebih banyak yang sarjana,” ungkap dia kepada Jawa Pos Radar Madura kemarin (16/7).
Andri mengungkapkan, pencaker yang mengajukan AK-1 dari lembaganya tersebut diinventarisasi. Pihaknya kemudian menawarkan apabila ada perusahaan yang membutuhkan karyawan.
”Kita tawarkan ke beberapa perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja sesuai lulusannya,” ujarnya.
Meski begitu, tidak semua perusahaan langsung menyerap tenaga kerja yang diusulkan lembaganya. Pasalnya, setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam melakukan pemenuhan tenaga kerja.
”Bergantung dari skill-nya. Kalau memenuhi persyartaan bisa diambil, tetapi bisa juga tidak,” katanya.
Dia mengklaim, banyak pencaker yang memiliki AK-1 terserap di dunia kerja. Dari 1.335 pencaker yang memiliki AK1, 496 di antaranya sudah mendapatkan pekerjaan. Dia meyakini, yang terserap di dunia kerja lebih dari 496, namun tidak melaporkan ke lembaganya setelah diterima di perusahaan.
”Tidak ada cepeknya kita sampaikan kepada pencaker agar melaporkan kalau sudah mendapatkan kerja,” klaimnya.
Andri mengaku lembaganya sudah berupaya keras untuk adanya penyerapan tenaga kerja di Kota Keris. Salah satunya dengan menggelar kegitaan job fair. Harapannya, dengan pelaksanaan job fair dapat menekan angka pengangguran di Kota Keris.
”Kami juga terus bekerja sama dengan sejumlah perusahaan agar menginfomasikan jika ada loker,” imbuhnya.
Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Sumenep Suroyo mengaku miris banyak pencaker yang berasal dari kaum intelektual kebingungan untuk mendapatkan pekerjaan. Dia mendesak agar disnakertrans memiliki langkah konkret untuk menekan pengangguran berijazah di Kota Keris. ”Harusnya perusahaan diminta agar menyerap tenaga kerja lokal,” pintanya. (jup)