SUMENEP – Wahid Foundation (WF) konsistensi menyebarkan nilai-nilai kedamaian. Salah satunya dengan melaksanakan diskusi terumpun atau focus grup discussion (FGD) di Desa Payudan Dundang, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Rabu (17/3).
Wahid Fondation memiliki tiga desa binaan di Sumenep. Meliputi Desa Payudan Dundang dan Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk serta Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan. FGD di Balai Desa Payudan Dundang melibatkan berbagai lapisan masyarakat yang tergabung dalam kelompok kerja.
Meliputi pemerintah desa, kelompok perempuan, kelompok pemuda, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Kegiatan ini sekaligus dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Desa (Rades) Damai.
Program Officer Wahid Foundation Fanani menyampaikan, penyusunan Rades Damai harus selaras dengan Rencana Aksi Nasional Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Konflik Sosial Tahun 2014–2019 (RAN P3AKS).
Termasuk dengan Rencana Aksi Nasional Penanggulangan dan Pencegahan Ekstremisme Kekerasan (RAN PE) yang mengarah pada terorisme. Dirinya berharap terlaksananya program desa damai di Kabupaten Sumenep dan kabupaten lain seperti di Kabupaten Malang dan Kabupaten Batu bisa menjadi pelopor bagi desa lain di Jawa Timur.
”Semoga 3 desa di Sumenep bisa menjadi pelopor di antara desa-desa yang lain,” katanya memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan FGD.
Wahid Foundation juga akan mendorong pemerintah melaksanakan program yang sama. ”Nanti kita akan ada diskusi dengan dinas pemerintahan terkait bahwa desa ini sudah melaksanakan rencana aksi nasional yang ada di pusat melalui Rades. Syukur-syukur nanti bisa bareng dengan yang di Malang dan Batu,” tambanya.
Fasilitator Wahid Foundation Sumenep Ulfatun Hasanah menyampaikan, beberapa poin yang direncanakan untuk aksi damai desa ke depan telah tersusun. Di antaranya, langkah pencegahan penggunaan narkoba bagi anak muda, pencegahan pernikahan dini, deteksi konflik sosial dan kegamamaan serta edukasi tentang pentingnya penggunaan teknologi.
Desa damai yang diinisiasi Wahid Foundation sejak 2017 menjadi inisiatif masyarakat akar rumput. Berkomitmen menjaga dan menumbuhkan toleransi dan perdamaian di lingkungan masing-masing. Bahkan, telah diapresiasi oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Pada saat bersamaan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak juga mengakui program desa damai bisa menjadi contoh nyata bagaimana gerakan global women peace and security (WPS) atau perempuan, perdamaian, dan keamanan digerakkan dalam level komunitas untuk mempromosikan keadilan gender di masyarakat.
”Diharapkan program desa damai bisa dijadikan prototipe mewujudkan kesejahteraan dan perdamaian secara partisipatif,” jelasnya.
Sekertaris Desa Payudan Dundang Muchlis mengucapkan terima kasih atas hal positif yang disiapkan untuk desa. FGD dan penyusunan Rades ini diharapkan bisa menambah wawasan dalam membangun desa menjadi lebih baik.
”Dengan adanya pokja ini, saya harap bisa menambah gagasan dan pandangan-pandangan ke depan untuk membangun masayarakat yang sejahtera, aman, damai, lahir, dan batin,” harapnya. (jun/luq/par)