SUMENEP – Ustaz Abdul Somad (UAS) menilai Madura sangat terbuka. Meski beda agama dan lain suku, mampu menjaga persatuan. Hal ini, diungkap UAS di sela-sela Tabligh Akbar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Amien Prenduan, Minggu (17/3).
Menurut UAS, tidak perlu mengajari orang Madura tentang Islam. Sebab, warga Madura telah diajari oleh para ulama-ulama. “Syaikhona Kholil, Mbah Kholil yang sampai hari ini namanya harum semerbak,” imbuhnya.
Dijelaskan, UAS ke Madura karena ingin berkunjung ke orang Madura yang dianggap sebagai saudara. “(Memang, Red) Berbeda pulau. Saya dari Sumatera. Tapi kami disatukan oleh La Ilaha illallah Muhammad Rasulullah,” tegasnya.
Alumni Universitas Al-Azhar ini memuji warga Madura yang sangat terbuka menjaga persatuan. Dikatakan, begitu sampai Sumenep, UAS melihat sebelum ke penginapan ada klenteng. Setelah bertanya, UAS pun semakin mengagumi Madura.
“Berdirinya klenteng menunjukkan bahwa masyarakat Madura terbuka menjaga persatuan. Oleh sebab itu, persatuan, intern sesama ormas Islam berbeda madzhab. Tapi, tetap diikat dengan Ahlus-Sunnah wal Jama’ah,” ingatnya.
Lalu ekstern, sambung UAS, yang tidak seagama, maka diikat dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. “Kita jaga. Maka insya Allah, selamatlah negeri ini. Tetap menjadi Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur. Itu harapan kita bersama,” harapnya.
Sebelum mengakhiri wawancara dengan Kepala Jawa Pos Radar Madura (JPRM) Feri Ferdiansyah, UAS menyatakan tidak percaya dengan prediksi adanya konflik jelang pilpres. “Datanglah ke Madura. Jangankan satu agama, berbeda agama, hidupnya damai,” pujinya.
KH Ahmad Fauzi Tidjani, Pengasuh Ponpes Al Amien bersyukur karena UAS bisa menghadiri acara Tabligh Akbar bertajuk Strategi Dakwah Menurut Al Quran dan Hadits. “Acara ini murni majelis taklim, majelis ilmu. Steril dan tidak ada unsur politik,” ujarnya.
Menurut KH Ahmad Fauzi Tidjani, undangan sudah lama dikirim. Setelah dua tahun, tim UAS akhirnya menyanggupi hadir di acara tabligh akbar tersebut. “Kita merindukan sosok mubaligh yang luar biasa berkualitas ilmunya,” tegasnya.
Dijelaskan, santri Ponpes Al Amien diharapkan meneladani sikap UAS yang mampu berdiri untuk semua golongan. “Mari kita mendoakan beliau istiqomah. Terus menjadi mubaligh yang menyampaikan dakwah berkualitas,” tandasnya.
Feri Ferdiansyah menambahkan, JPRM menyeponsori tabligh akbar karena kegiatan tersebut murni majelis ilmu. “Tidak ada tendensi politik. Pihak pondok melarang ada atribut politik. Ini upaya mencerdaskan masyarakat. Sudah selayaknya kegiatan seperti ini didukung,” paparnya. (*)