SUMENEP – Saat ini sudah memasuki musim panen jagung. Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertapahorbun) Sumenep meminta para petani bersiap menanam kedelai. Untuk mempercepat masa panen, petani disarankan menggunakan sistem pola tanam multikultur.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Dispertapahorbun Habe Hajat, Minggu (14/1). Menurut dia, menggunakan sistem pola tanam yang tepat dapat mempercepat masa panen. ”Kami tahun ini mengejar produksi yang lumayan tinggi. Sebab, pemerintah pusat menginginkan program swasembada pangan dimaksimalkan,” jelasnya.
Tahun ini dispertapahorbun memprediksi produksi jagung di kabupaten ujung timur Madura lebih dari 362 ton dengan luas tanam 145 ribu hektare. Untuk kedelai, pemerintah menargetkan produksi hingga 25 ribu ton dengan luas tanam 17,9 ribu hektare.
Habe memperkirakan, puncak panen jagung terjadi pada minggu keempat bulan ini. ”Percepatan panen itu bisa dilakukan dengan sistem multikultur. Puncak panen jagung di minggu keempat, minggu ketiga ini kedelai sudah bisa ditanam. Sehingga saat panen jagung, kedelai mulai tumbuh,” terangnya.
Masa panen jagung dan kedelai relatif sama. Keduanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan sejak masa tanam hingga panen. Dengan sistem pola tanam yang baik dan cuaca yang mendukung, kemungkinan petani di Sumenep dapat menanam tiga kali dalam setahun.
”Pola tanam tahunan yang biasa dipakai petani bermacam-macam. Ada yang padi-jagung-kedelai, ada padi-jagung-padi, ada padi-padi-padi, ada juga yang diselingi tembakau. Dengan pola tanam yang baik, kemungkinan petani dapat menanam tiga kali ditambah masa istirahat untuk tanah sehingga subur kembali,” pungkasnya.