21.5 C
Madura
Monday, March 27, 2023

Seratus Desa Masih Berstatus Daerah Tertinggal

SUMENEP – Indeks Desa Membangun (IDM) Sumenep terus mengalami peningkatan. Sebanyak 18 desa sangat tertinggal pada 2018 berhasil dicoret. Namun, masih ada 100 desa tertinggal di 21 kecamatan.

Kepala DPMD Sumenep Moh. Ramli menyampaikan, tiga kategori desa mengalami peningkatan secara kualitas. Yakni desa sangat tertinggal, desa tertinggal, dan desa maju. Desa sangat tertinggal sudah tidak ada. Desa tertinggal mengalami penurunan jumlah dari 175 menjadi 100.

Kemudian, desa berkembang dari 120 desa menjadi 211 desa. Desa maju dari 17 desa menjadi 19 desa. Namun, pihaknya mengakui belum ada desa mandiri di Sumenep.

Ada beberapa formulasi dalam IDM yang menjadi indikator penilaian. Di antaranya, berdasarkan indeks ketahanan lingkungan, ketahanan ekonomi, dan ketahanan sosial. Penilaian itu dilakukan pendamping desa atas legalitas kepala desa. Kemudian, akan muncul skor untuk bisa mengubah status desa tersebut.

Baca Juga :  Perbaiki SDN Sendir, Pemkab Anggarkan Dana Rp 525 Juta

Pengembangan desa tertentu harus didukung berbagai pihak. Baik dari pemerintah desa, masyarakat, dan tokoh. Semua harus bisa menggali potensi di sekitar lingkungan desa tersebut, misalnya potensi pertanian.

Kenaikan status desa tentu juga dipengaruhi anggaran pemerintah. Banyaknya jumlah anggaran seperti dana desa memberi peluang besar untuk meningkatkan kualitas desa. ”Termasuk pemerintah desa juga tidak boleh membiarkan desa tidak berkembang agar terus mendapat bantuan dari pamerintah,” jelasnya.

DPMD menargetkan, pada 2020, Sumenep tidak ada lagi desa tertinggal. Walaupun diakui, jumlah desa tertinggal saat ini masih cukup banyak atau sekitar 30 persen dari jumlah desa. ”Tahun ini kita entas dari desa sangat tertinggal. Tahun depan, kita harus entas dari desa tertinggal,” jelasnya.

Baca Juga :  Mahasiswa Tuntut Tolak Tambang Fosfat

Data yang diperoleh RadarMadura.id menunjukkan, desa tertinggal paling banyak di Kecamatan Arjasa. Di kecamatan ini terdapat 17 desa tertinggal. Kemudian disusul Ambunten 9 desa serta Pasongsongan dan Sapeken masing-masing 7 desa.

Enam kecamatan bebas desa tertinggal. Yakni Gapura, Kalianget, Dasuk, Talango, Pragaan, dan Saronggi. (c3)

SUMENEP – Indeks Desa Membangun (IDM) Sumenep terus mengalami peningkatan. Sebanyak 18 desa sangat tertinggal pada 2018 berhasil dicoret. Namun, masih ada 100 desa tertinggal di 21 kecamatan.

Kepala DPMD Sumenep Moh. Ramli menyampaikan, tiga kategori desa mengalami peningkatan secara kualitas. Yakni desa sangat tertinggal, desa tertinggal, dan desa maju. Desa sangat tertinggal sudah tidak ada. Desa tertinggal mengalami penurunan jumlah dari 175 menjadi 100.

Kemudian, desa berkembang dari 120 desa menjadi 211 desa. Desa maju dari 17 desa menjadi 19 desa. Namun, pihaknya mengakui belum ada desa mandiri di Sumenep.


Ada beberapa formulasi dalam IDM yang menjadi indikator penilaian. Di antaranya, berdasarkan indeks ketahanan lingkungan, ketahanan ekonomi, dan ketahanan sosial. Penilaian itu dilakukan pendamping desa atas legalitas kepala desa. Kemudian, akan muncul skor untuk bisa mengubah status desa tersebut.

Baca Juga :  78 Desa Belum Cairkan DD, Deadline Akhir Tinggal 3 Hari

Pengembangan desa tertentu harus didukung berbagai pihak. Baik dari pemerintah desa, masyarakat, dan tokoh. Semua harus bisa menggali potensi di sekitar lingkungan desa tersebut, misalnya potensi pertanian.

Kenaikan status desa tentu juga dipengaruhi anggaran pemerintah. Banyaknya jumlah anggaran seperti dana desa memberi peluang besar untuk meningkatkan kualitas desa. ”Termasuk pemerintah desa juga tidak boleh membiarkan desa tidak berkembang agar terus mendapat bantuan dari pamerintah,” jelasnya.

DPMD menargetkan, pada 2020, Sumenep tidak ada lagi desa tertinggal. Walaupun diakui, jumlah desa tertinggal saat ini masih cukup banyak atau sekitar 30 persen dari jumlah desa. ”Tahun ini kita entas dari desa sangat tertinggal. Tahun depan, kita harus entas dari desa tertinggal,” jelasnya.

Baca Juga :  Luput dari Dana Hibah Sektor Pariwisata 
- Advertisement -

Data yang diperoleh RadarMadura.id menunjukkan, desa tertinggal paling banyak di Kecamatan Arjasa. Di kecamatan ini terdapat 17 desa tertinggal. Kemudian disusul Ambunten 9 desa serta Pasongsongan dan Sapeken masing-masing 7 desa.

Enam kecamatan bebas desa tertinggal. Yakni Gapura, Kalianget, Dasuk, Talango, Pragaan, dan Saronggi. (c3)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/