20.5 C
Madura
Monday, May 29, 2023

10 Tahun Tak Ada Perubahan meski BBM Naik Berkali-kali

Operator Penyeberangan Kalianget–Talango Minta Kenaikan Tarif

Operator armada penyeberangan Kalianget–Talango meminta Pemkab Sumenep menaikkan tarif. Sebab, sudah bertahun-tahun tidak ada perubahan. Sementara biaya operasional terus melambung.

DAFIR FALAH, Sumenep, Jawa Pos Radar Madura

PENYEBERANGAN Kalianget–Talango selalu ramai. Ratusan bahkan ribuan warga lalu-lalang menyeberang setiap hari. Baik dari Kecamatan Kalianget maupun warga Kecamatan/Pulau Talango yang hendak ke wilayah daratan Sumenep.

Bukan hanya warga Sumenep, melainkan juga warga luar yang akan ziarah ke makam Sayyid Yusuf di Desa Padike. Kendaraan besar pun sering menggunakan moda transportasi laut. Maklum, penyebrangan itu merupakan akses utama menuju Talango.

Meski demikian, operator armada penyeberangan Kalianget–Talango mengaku tetap rugi. Salah satu alasannya, tarif dinilai terlalu rendah. Sebab, sekitar sepuluh tahun tidak ada kenaikan. Penambahan armada juga berdampak pada penghasilan pemilik kapal yang beroperasi sejak lama.

Pemilik KM Karjon IV Joni Kusnardi menuturkan, kemauan pemerintah sudah diikuti dengan menambah satu armada. Untuk itu, pihaknya juga ingin pemerintah mengabulkan permintaan para operator, yakni dengan menaikkan tarif penyeberangan.

Baca Juga :  Pelabuhan Lobuk Luput dari Perhatian Pemerintah

”Karena hampir sepuluh tahun tarif penyeberangan Kalianget–Talango tidak ada kenaikan. Kami mohon pemkab mengabulkan,” kata Joni kemarin (12/7).

Alasan meminta kenaikan tarif penyeberangan Kalianget–Talango sangat berdasar. Salah satunya, bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok naik berkali-kali. ”Supaya kami tidak rugi-rugi amat. Apalagi, tarif itu sudah lama tidak naik,” ujarnya.

Joni menjelaskan, biaya penyeberangan untuk kendaraan roda empat Rp 14 ribu. Kemudian, untuk roda dua Rp 4 ribu. Sementara untuk pejalan kaki Rp 2 ribu. ”Kalau bisa yang roda empat naik jadi Rp 20 ribu. Kemudian, roda dua ke Rp 7 ribu dan pejalan kaki Rp 4 ribu,” terangnya.

Untuk tarif kendaraan roda empat hanya berlaku untuk kendaraannya saja. Sementara untuk penumpang tidak dikenakan lagi. ”Meski di dalam mobil itu berisi enam orang, ya tetap bayar Rp 14 ribu. Karena itu, kami minta dinaikkan,” ucapnya.

Baca Juga :  CFD Dua Tahun Kepemimpinan Bupati Fauzi-Wabup Nyai Eva Meriah

Selain itu, kata Joni, tarif pejalan kaki sebenarnya Rp 2 ribu per orang. Tapi, fakta di lapangan banyak yang membayar seribu rupiah.

Dia menjelaskan, tarif penyeberangan Kalianget–Talango itu ditentukan pemkab. Yakni, dinas perumahan rakyat kawasan permukiman (DPRKP) dan perhubungan. ”Ini hanya permintaan, mengingat BBM sudah beberapa kali naik,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Kepala Unit JTDL Puskopal KM Safaraz Asmawiyanto. Dia mengatakan, kenaikan tarif penyeberangan sangat diperlukan. Sebab, jika berkaca pada harga BBM, pemkab semestinya menaikkan tarif. ”Kami harap pemerintah bisa mempertimbangkan itu,” harapnya.

Sementara itu, Kepala DPRKP dan Perhubungan Sumenep Mohammad Jakfar mengatakan, apa yang menjadi usulan para operator akan dipertimbangkan. Namun, sebelum diputuskan apakah ada kenaikan tarif atau tidak, pihaknya akan melakukan pembahasan dan kajian. ”Kami tampung dulu usulan operator. Kami bahas nanti,” tandasnya. (*/han)

Operator armada penyeberangan Kalianget–Talango meminta Pemkab Sumenep menaikkan tarif. Sebab, sudah bertahun-tahun tidak ada perubahan. Sementara biaya operasional terus melambung.

DAFIR FALAH, Sumenep, Jawa Pos Radar Madura

PENYEBERANGAN Kalianget–Talango selalu ramai. Ratusan bahkan ribuan warga lalu-lalang menyeberang setiap hari. Baik dari Kecamatan Kalianget maupun warga Kecamatan/Pulau Talango yang hendak ke wilayah daratan Sumenep.


Bukan hanya warga Sumenep, melainkan juga warga luar yang akan ziarah ke makam Sayyid Yusuf di Desa Padike. Kendaraan besar pun sering menggunakan moda transportasi laut. Maklum, penyebrangan itu merupakan akses utama menuju Talango.

Meski demikian, operator armada penyeberangan Kalianget–Talango mengaku tetap rugi. Salah satu alasannya, tarif dinilai terlalu rendah. Sebab, sekitar sepuluh tahun tidak ada kenaikan. Penambahan armada juga berdampak pada penghasilan pemilik kapal yang beroperasi sejak lama.

Pemilik KM Karjon IV Joni Kusnardi menuturkan, kemauan pemerintah sudah diikuti dengan menambah satu armada. Untuk itu, pihaknya juga ingin pemerintah mengabulkan permintaan para operator, yakni dengan menaikkan tarif penyeberangan.

Baca Juga :  Puskesmas Talango Terus Bersinergi dengan Forkopimka Cegah Covid-19

”Karena hampir sepuluh tahun tarif penyeberangan Kalianget–Talango tidak ada kenaikan. Kami mohon pemkab mengabulkan,” kata Joni kemarin (12/7).

- Advertisement -

Alasan meminta kenaikan tarif penyeberangan Kalianget–Talango sangat berdasar. Salah satunya, bahan bakar minyak (BBM) dan bahan pokok naik berkali-kali. ”Supaya kami tidak rugi-rugi amat. Apalagi, tarif itu sudah lama tidak naik,” ujarnya.

Joni menjelaskan, biaya penyeberangan untuk kendaraan roda empat Rp 14 ribu. Kemudian, untuk roda dua Rp 4 ribu. Sementara untuk pejalan kaki Rp 2 ribu. ”Kalau bisa yang roda empat naik jadi Rp 20 ribu. Kemudian, roda dua ke Rp 7 ribu dan pejalan kaki Rp 4 ribu,” terangnya.

Untuk tarif kendaraan roda empat hanya berlaku untuk kendaraannya saja. Sementara untuk penumpang tidak dikenakan lagi. ”Meski di dalam mobil itu berisi enam orang, ya tetap bayar Rp 14 ribu. Karena itu, kami minta dinaikkan,” ucapnya.

Baca Juga :  Penyeberangan Kamal Hanya Muat Logistik

Selain itu, kata Joni, tarif pejalan kaki sebenarnya Rp 2 ribu per orang. Tapi, fakta di lapangan banyak yang membayar seribu rupiah.

Dia menjelaskan, tarif penyeberangan Kalianget–Talango itu ditentukan pemkab. Yakni, dinas perumahan rakyat kawasan permukiman (DPRKP) dan perhubungan. ”Ini hanya permintaan, mengingat BBM sudah beberapa kali naik,” jelasnya.

Hal senada disampaikan Kepala Unit JTDL Puskopal KM Safaraz Asmawiyanto. Dia mengatakan, kenaikan tarif penyeberangan sangat diperlukan. Sebab, jika berkaca pada harga BBM, pemkab semestinya menaikkan tarif. ”Kami harap pemerintah bisa mempertimbangkan itu,” harapnya.

Sementara itu, Kepala DPRKP dan Perhubungan Sumenep Mohammad Jakfar mengatakan, apa yang menjadi usulan para operator akan dipertimbangkan. Namun, sebelum diputuskan apakah ada kenaikan tarif atau tidak, pihaknya akan melakukan pembahasan dan kajian. ”Kami tampung dulu usulan operator. Kami bahas nanti,” tandasnya. (*/han)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/