24.7 C
Madura
Sunday, June 4, 2023

Desa Diminta Berperan Aktif Atasi Kekeringan

SUMENEP – Kekeringan yang melanda sejumlah desa di Sumenep masih dalam penanganan jangka pendek. Yaitu distribusi air bersih ke desa-desa. Di Sumenep, ada 37 desa yang masuk kategori kekeringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Abd. Rahman Riadi mengatakan, 37 desa itu dibagi dua kategori kekeringan. Yakni, kering kritis dan kering langka. Sebanyak 22 desa masuk kategori kering langka, 15 desa kering kritis.

Menurut Rahman, desa masuk kategori kering langka yaitu yang berjarak 500 meter–3.000 meter dari sumber air. Sementara kering kritis adalah daerah yang berjarak lebih dari 3.000 meter dari sumber air.

Desa yang masuk kategori kering kritis antara lain Desa Montorna dan Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan. Kemudian Desa Batang-Batang Daya dan Desa Jangkong, Kecamatan Batang-Batang. Lalu Desa Langsar dan Desa Tanah Merah, Kecamatan Saronggi.

Baca Juga :  Pemkab Rencanakan Bangun Museum Pusaka

Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding. Selanjutnya, Desa Poteran dan Kombang, Kecamatan Talango. Desa Duko dan Basoka, Kecamatan Rubaru. Desa Badur, Batuputih Daya, dan Juruan Daya, Kecamatan Batuputih. Terakhir, Desa Moncek Timur, Kecamatan Lenteng.

Sementara desa yang masuk kategori kering langka yaitu, Bantelan, Tengedan, Batuputih Kenek, dan Larangan Kerta, Kecamatan Batuputih. Kemudian Desa Campaka dan Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan.

Desa Kolpo, Kecamatan Batang-Batang. Desa Mantajun dan Desa Nyapar, Kecamatan Dasuk. Desa Moncek Tengah, Meddelan, dan Sindir, Kecamatan Lenteng. Desa Cabbiya dan Padike, Kecamatan Talango. Desa Torbang dan Gelugur, Kecamatan Batuan.

Selanjutnya, Desa Tambaagung Barat, Kecamatan Ambunten. Desa Larangan Perreng dan Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan. Desa Mandala, Kecamatan Rubaru. Desa Pakandangan Tengah dan Bumbungan, Kecamatan Bluto.

Baca Juga :  BPBD Prediksi Tak Ada Gempa Susulan

Anggaran untuk menangani bencana kekeringan di Sumenep diambilkan dari pos anggaran dana tak terduga. Mantan sekretaris Bappeda Sumenep ini menambahkan, anggaran yang sudah terserap Rp 40 juta untuk ratusan kali distribusi air.

”Desa terlebih dahulu mengajukan, kemudian dilakukan pengecekan lokasi. Setelah itu, baru air didistribusikan,” katanya.

Untuk penanganan kekeringan jangka panjang, lintas instansi sudah bertemu. Di antaranya, dengan memaksimalkan pengeboran sumber air bersih. Setelah itu, desa yang sulit ditemukan sumber air, kerja sama dengan desa yang memiliki sumber air. ”Misalnya, mengoptimalkan dana desa untuk mencegah krisis air secara jangka panjang,” pungkas Rahman.

SUMENEP – Kekeringan yang melanda sejumlah desa di Sumenep masih dalam penanganan jangka pendek. Yaitu distribusi air bersih ke desa-desa. Di Sumenep, ada 37 desa yang masuk kategori kekeringan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Abd. Rahman Riadi mengatakan, 37 desa itu dibagi dua kategori kekeringan. Yakni, kering kritis dan kering langka. Sebanyak 22 desa masuk kategori kering langka, 15 desa kering kritis.

Menurut Rahman, desa masuk kategori kering langka yaitu yang berjarak 500 meter–3.000 meter dari sumber air. Sementara kering kritis adalah daerah yang berjarak lebih dari 3.000 meter dari sumber air.


Desa yang masuk kategori kering kritis antara lain Desa Montorna dan Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan. Kemudian Desa Batang-Batang Daya dan Desa Jangkong, Kecamatan Batang-Batang. Lalu Desa Langsar dan Desa Tanah Merah, Kecamatan Saronggi.

Baca Juga :  BPBD Prediksi Tak Ada Gempa Susulan

Desa Gadu Timur, Kecamatan Ganding. Selanjutnya, Desa Poteran dan Kombang, Kecamatan Talango. Desa Duko dan Basoka, Kecamatan Rubaru. Desa Badur, Batuputih Daya, dan Juruan Daya, Kecamatan Batuputih. Terakhir, Desa Moncek Timur, Kecamatan Lenteng.

Sementara desa yang masuk kategori kering langka yaitu, Bantelan, Tengedan, Batuputih Kenek, dan Larangan Kerta, Kecamatan Batuputih. Kemudian Desa Campaka dan Lebeng Barat, Kecamatan Pasongsongan.

Desa Kolpo, Kecamatan Batang-Batang. Desa Mantajun dan Desa Nyapar, Kecamatan Dasuk. Desa Moncek Tengah, Meddelan, dan Sindir, Kecamatan Lenteng. Desa Cabbiya dan Padike, Kecamatan Talango. Desa Torbang dan Gelugur, Kecamatan Batuan.

- Advertisement -

Selanjutnya, Desa Tambaagung Barat, Kecamatan Ambunten. Desa Larangan Perreng dan Pragaan Daya, Kecamatan Pragaan. Desa Mandala, Kecamatan Rubaru. Desa Pakandangan Tengah dan Bumbungan, Kecamatan Bluto.

Baca Juga :  41 Warga Pulau Oksigen Keracunan, Satu Meninggal

Anggaran untuk menangani bencana kekeringan di Sumenep diambilkan dari pos anggaran dana tak terduga. Mantan sekretaris Bappeda Sumenep ini menambahkan, anggaran yang sudah terserap Rp 40 juta untuk ratusan kali distribusi air.

”Desa terlebih dahulu mengajukan, kemudian dilakukan pengecekan lokasi. Setelah itu, baru air didistribusikan,” katanya.

Untuk penanganan kekeringan jangka panjang, lintas instansi sudah bertemu. Di antaranya, dengan memaksimalkan pengeboran sumber air bersih. Setelah itu, desa yang sulit ditemukan sumber air, kerja sama dengan desa yang memiliki sumber air. ”Misalnya, mengoptimalkan dana desa untuk mencegah krisis air secara jangka panjang,” pungkas Rahman.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/