SUMENEP – Kecelakaan laut Perahu Kota Baru di perairan Kecamatan Sapeken masih menyisakan empat korban yang belum ditemukan. Pencarian terhadap empat orang sudah dilakukan sejak Kamis (8/3). Tim gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, dan warga belum membuahkan hasil hingga Sabtu (10/3).
Kepala Syahbandar Sapeken Taufikurrahman mengatakan, pencarian dimulai sekitar pukul 06.00. Padahal pencarian ini melibatkan banyak pihak dan nelayan sekitar. ”Pencarian di hari ketiga ini belum membuahkan hasil. Tim akan terus melakukan pencarian,” kata Taufik.
Kasubbaghumas Polres Sumenep AKP Abd. Mukid mengatakan, tim dari Polres Sumenep yang beranggotakan 50 personel turut melakukan pencarian. Mereka dipimpin langsung Kapolres Sumenep AKBP Fadillah Zulkarnaen. Pencarian di hari ketiga tidak ada kendala signifikan. Cuaca di lokasi juga cukup mendukung. Keterangan dari BMKG, tinggi air gelombang juga berada di antara 1–1,5 meter.
Sementara itu, pemilik perahu Sahrudin masih trauma. Pria yang juga menakhodai Perahu Kota Baru masih dirawat secara intensif di Puskesmas Sapeken. Sahrudin merupakan orang yang paling memforsir tenaganya saat kecelakaan laut. Dia lompat ke laut menyelamatkan para santri yang tenggelam. ”Kondisi fisiknya sangat lemah. Karenanya butuh dirawat,” jelas Mukid.
Sampai saat ini pihaknya belum memeriksa korban dan saksi. Sebab, fokus saat ini masih pada pencarian korban yang hilang. ”Para korban masih trauma. Jadi fokus kita masih pencarian empat korban yang hilang,” tegasnya.
Perahu yang akan menuju Desa Tanjung Kiaok, Pulau Sepanjang itu mengalami kecelakaan di antara Pulau Sapeken dan Pulau Saredeng Kecil, Kamis (10/3). Akibat insiden itu, satu orang meninggal dunia, empat hilang, dan 29 orang selamat. Empat orang santri yang hilang antara lain, Nur Fadila, Maya Puspita Dewi, Fathul Farihin, dan Nur Khalik Mahmudi.