SUMENEP – Tragedi olengnya Perahu Kota Baru yang dikemudikan Sahrudin itu menjadi atensi Polres Sumenep. Aparat kepolisian sedang melakukan pendalaman peristiwa tersebut. Apakah peristiwa itu karena faktor alam atau ada unsur kesengajaan masih diselidiki aparat.
Kasubbaghumas Polres Sumenep AKP Abd. Mukid mengatakan, pihaknya belum menyimpulkan penyebab peristiwa yang menyebabkan seorang santri meninggal dunia dan empat orang hilang itu. Termasuk mengenai perahu berukuran panjang 13,5 meter dan lebar 2 meter itu apakah kelebihan penumpang atau tidak.
”Tentang perahu itu, kami perlu diselidiki. Apakah dengan ukuran itu bisa memuat sampai 34 orang atau tidak,” kata Mukid Jumat sore (9/3). ”Kalau memang dia over penumpang, nanti akan diambil langkah-langkah hukum,” tegasnya.
Aparat kepolisian juga tidak menyangkal kemungkinan ada unsur kelalaian pemilik sekaligus nakhoda perahu. Tetapi, pihaknya tidak mau berkesimpulan sebelum data-data terkumpul. Karena itu, ke depan, saksi akan dimintai keterangan sekaligus melakukan penyelidikan lebih lanjut.
”Fokus hari ini kami mencari korban yang hilang empat orang,” tegas pria berwajah kalem itu.
Dalam pencarian korban, aparat kepolisian Polsek Sapeken bergabung bersama koramil, kamla, Basarnas, dan nelayan. Mereka melakukan pencarian sejak pukul 06.00. ”Dari Polres Sumenep memberangkatkan 50 personel gabungan dari sabhara, reskrim, intel, dan pol air,” tambahnya.
Pencarian Sabtu (10/3) akan melibatkan KM 225 Wildan, Sekoci 225, PK 225, dan speedboat KPLP. Selain itu, speedboat Teratai, speedboat Repsol, speedboat Danakan, dan speedboat Ramadani. Lalu, KM Danakan, KM Laskar, KM Diana, dan KM milik PKS. Pukul 05.00, briefing langsung berangkat hingga magrib sesuai lokasi yang telah dibagikan.
Selain dari Polres Sumenep, tim DVI Polda Jawa Timur juga telah berangkat ke Pulau Sapeken. Termasuk tim Basarnas juga telah bertolak dari Surabaya. Kecelakaan maut dengan korban cukup banyak pernah terjadi di Karang Mas pada Oktober 2014. PLM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin dari Pulau Talango Tengah, Kecamatan Raas, menuju Bali tenggelam.