25.3 C
Madura
Wednesday, March 22, 2023

Pegiat Sape Sono’ Rancang Agenda Kontes

SUMENEP – Para penggandrung sape sano’ bakal melihat hewan ternak itu kembali menari. Pasalnya, paguyuban kontes sudah menyusun agenda kegiatan setelah sebelumnya vakum selama masa pandemi.

 Ketua Paguyuban Kontes Sape’ Sono’ Sumenep Abd. Rahman menyampaikan, kontes rutin digelar setiap tahun. Begitu juga dengan event tingkat Madura. Di Sumenep dalam setahun dijadwalkan sebelas kali event.

Lebih 300 pasang sape sono’ di seluruh Sumenep. Sejak Januari 2020, kontes di Sumenep baru digelar sekali. Event yang dijadawalkan Juni terpaksa ditunda. ”Agenda event kontes sape sono’ juga sudah dirapatkan bersama seluruh ketua paguyaban di Madura. Karena kondisinya seperti ini, memang banyak jadwal yang berubah,” jelasnya.

Baca Juga :  Populasi Sapi Madura Harus Dijaga

Menyongsong era new normal, pihaknya akan menjadwal ulang agenda. Situasinya bakal disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Apalagi, sebagian tempat wisata juga mulai dibuka walaupun dengan beberapa ketentuan. Kontes juga akan disesuaikan dengan ketentuan pemerintah. Terutma dalam penerapan protokol pencegahan Covid-19. Mengingat, setiap event diselenggarakan, pasti dipadati ratusan hingga ribuan penonton.

Kontes sape sono’ bersifat kejuaraan bersama. Semua peserta otomatis akan memperoleh hadiah sesuai dengan kesepakatan. Di dalam gelanggang sapi harus berjalan tanpa menyentuh garis, apalagi sampai berputar arah. ”Perlu perawatan dan pelatihan khusus agar sapi bisa seirama dengan musik pengiring,” jelasnya.

Kepala Disparbudpora Sumenep Bambang Irianto menyampaikan, tradisi kontes sape sono’ perlu dilestarikan. Upaya pelestariannya bisa dilihat dari eksistensinya yang selama ini dilakukan para pegiat. Seperti beberapa kebudayaan lain yang perlu dilestarikan.

Baca Juga :  Proyek Trotoar Dianggarkan Rp 1 Miliar

Pihaknya akan meninjau langsung apabila ada pengajuan untuk event. Sebab, kegiatanya juga harus memadukan dengan kondisi Covid-19. Penerapan protokol kesehatan tetap menjadi syarat utama pelaksanaan event.

”Kami pasti menudukung pelestarian budayanya. Tapi, pencegahan Covid-19 tetap harus diperhatikan,” jelas Bambang. (jun)

SUMENEP – Para penggandrung sape sano’ bakal melihat hewan ternak itu kembali menari. Pasalnya, paguyuban kontes sudah menyusun agenda kegiatan setelah sebelumnya vakum selama masa pandemi.

 Ketua Paguyuban Kontes Sape’ Sono’ Sumenep Abd. Rahman menyampaikan, kontes rutin digelar setiap tahun. Begitu juga dengan event tingkat Madura. Di Sumenep dalam setahun dijadwalkan sebelas kali event.

Lebih 300 pasang sape sono’ di seluruh Sumenep. Sejak Januari 2020, kontes di Sumenep baru digelar sekali. Event yang dijadawalkan Juni terpaksa ditunda. ”Agenda event kontes sape sono’ juga sudah dirapatkan bersama seluruh ketua paguyaban di Madura. Karena kondisinya seperti ini, memang banyak jadwal yang berubah,” jelasnya.

Baca Juga :  Puluhan Ribu Sapi Dikirim ke Luar Daerah


Menyongsong era new normal, pihaknya akan menjadwal ulang agenda. Situasinya bakal disesuaikan dengan kebijakan pemerintah. Apalagi, sebagian tempat wisata juga mulai dibuka walaupun dengan beberapa ketentuan. Kontes juga akan disesuaikan dengan ketentuan pemerintah. Terutma dalam penerapan protokol pencegahan Covid-19. Mengingat, setiap event diselenggarakan, pasti dipadati ratusan hingga ribuan penonton.

Kontes sape sono’ bersifat kejuaraan bersama. Semua peserta otomatis akan memperoleh hadiah sesuai dengan kesepakatan. Di dalam gelanggang sapi harus berjalan tanpa menyentuh garis, apalagi sampai berputar arah. ”Perlu perawatan dan pelatihan khusus agar sapi bisa seirama dengan musik pengiring,” jelasnya.

Kepala Disparbudpora Sumenep Bambang Irianto menyampaikan, tradisi kontes sape sono’ perlu dilestarikan. Upaya pelestariannya bisa dilihat dari eksistensinya yang selama ini dilakukan para pegiat. Seperti beberapa kebudayaan lain yang perlu dilestarikan.

Baca Juga :  Sediakan Rp 2 M untuk Bantuan Hewan Ternak

Pihaknya akan meninjau langsung apabila ada pengajuan untuk event. Sebab, kegiatanya juga harus memadukan dengan kondisi Covid-19. Penerapan protokol kesehatan tetap menjadi syarat utama pelaksanaan event.

- Advertisement -

”Kami pasti menudukung pelestarian budayanya. Tapi, pencegahan Covid-19 tetap harus diperhatikan,” jelas Bambang. (jun)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/