21.5 C
Madura
Tuesday, June 6, 2023

Monumen Pesawat Rusak Tidak Terawat

SUMENEP – Kondisi monumen pesawat di Desa Kacongan, Kecamatan Kota Sumenep, memprihatinkan. Monumen yang dibangun pada 2015 itu kini rusak. Empat patung kuda di berbagai sudut juga nyungsep.

Tidak hanya itu, pagar di sisi barat tidak terawat. Cat mengelupas. Bahkan sekeliling monumen ditumbuhi rumput-rumput liar. Tak heran bila kaki monumen seperti semak belukar.

Salah seorang petani yang sedang menyabit rumput di area monumen menuturkan bahwa patung kuda terbang itu memang sudah lama rusak. Selama ini dia mengaku tidak ada perawatan. ”Saya belum pernah melihat ada pemeliharaan monumen ini,” katanya sembari meminta namanya untuk tidak dikorankan.

Sementara itu, Kepala Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep Indra Triyantono mengaku tidak tahu-menahu soal monumen tersebut. Sebab, sampai saat ini tidak ada serah terima monumen itu dari pemkab ke pihak bandara. Pihaknya menyebut aset yang diserahkan hanya berupa terminal dan tanah bandara.

Baca Juga :  Tunggakan Listrik Hampir Rp 1 M

Meski demikian, menurut dia, keberadaan monumen pesawat tidak terlalu relevan dengan bandara. Sebab, bandara yang ada di Sumenep merupakan bandara sipil. Sedangkan yang ada di Kacongan merupakan monumen pesawat TNI AU jenis OV-10 Bronco.

Karena itu, kata dia, keberadaan monumen tersebut menjadi kurang bermakna. Apalagi, di Sumenep tidak ada angkatan udara. Termasuk, tidak ada penerbangan khusus militer yang menuntut adanya monumen pesawat militer.

”Itu dibangunnya kan pada saat bandara masih dikelola dishub,” jelasnya. ”Mungkin dinas perhubungan terlalu semangat pas mau membangun dulu,” tukasnya.

Sayangnya, Kepala Dishub Sumenep Sustono belum bisa dimintai keterangan. Saat dihubungi melalui telepon pribadinya, tidak ada jawaban.

Baca Juga :  Satu Nelayan Masih Belum Ketemu

SUMENEP – Kondisi monumen pesawat di Desa Kacongan, Kecamatan Kota Sumenep, memprihatinkan. Monumen yang dibangun pada 2015 itu kini rusak. Empat patung kuda di berbagai sudut juga nyungsep.

Tidak hanya itu, pagar di sisi barat tidak terawat. Cat mengelupas. Bahkan sekeliling monumen ditumbuhi rumput-rumput liar. Tak heran bila kaki monumen seperti semak belukar.

Salah seorang petani yang sedang menyabit rumput di area monumen menuturkan bahwa patung kuda terbang itu memang sudah lama rusak. Selama ini dia mengaku tidak ada perawatan. ”Saya belum pernah melihat ada pemeliharaan monumen ini,” katanya sembari meminta namanya untuk tidak dikorankan.


Sementara itu, Kepala Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep Indra Triyantono mengaku tidak tahu-menahu soal monumen tersebut. Sebab, sampai saat ini tidak ada serah terima monumen itu dari pemkab ke pihak bandara. Pihaknya menyebut aset yang diserahkan hanya berupa terminal dan tanah bandara.

Baca Juga :  BRI Serahkan Paket Bantuan Sembako ke UPT PSSA

Meski demikian, menurut dia, keberadaan monumen pesawat tidak terlalu relevan dengan bandara. Sebab, bandara yang ada di Sumenep merupakan bandara sipil. Sedangkan yang ada di Kacongan merupakan monumen pesawat TNI AU jenis OV-10 Bronco.

Karena itu, kata dia, keberadaan monumen tersebut menjadi kurang bermakna. Apalagi, di Sumenep tidak ada angkatan udara. Termasuk, tidak ada penerbangan khusus militer yang menuntut adanya monumen pesawat militer.

”Itu dibangunnya kan pada saat bandara masih dikelola dishub,” jelasnya. ”Mungkin dinas perhubungan terlalu semangat pas mau membangun dulu,” tukasnya.

- Advertisement -

Sayangnya, Kepala Dishub Sumenep Sustono belum bisa dimintai keterangan. Saat dihubungi melalui telepon pribadinya, tidak ada jawaban.

Baca Juga :  Dana PIP Siswa Bisa Tak Utuh

Artikel Terkait

Most Read

Traveling agar Tidak Stres

Izin Perumahan Dipersoalkan

Artikel Terbaru

/