23.9 C
Madura
Sunday, April 2, 2023

Pemkab Tertarik Kembangkan Gua Arca

SUMENEP – Penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta di Gua Arca, Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, menghasilkan temuan luar biasa. Jejak peninggalan prasejarah di Pulau Kangean tersebut diungkap tim peneliti setelah melakukan penelitian sejak 2018.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep Carto mengapresiasi temuan tim Balai Arkeologi Jogjakarta. Temuan itu berpotensi menjadi cikal bakal destinasi wisata. Terlebih untuk wisata sejarah yang bernilai edukatif mengenai kehidupan prasejarah di Pulau Kangean.

Carto mengaku tertarik untuk mengembangkan Gua Arca menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Keris. Pihaknya akan memetakan wilayah lokasi gua tersebut. Setelah itu, membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk mengelola.

”Biar pokdarwis yang menjalankan. Hasil temuan ini sangat bagus. Karena kita bisa tahu bahwa ada potensi lain di Sumenep berupa peninggalan kehidupan prasejarah,” ungkapnya kemarin (5/12).

Pihaknya juga akan menerjunkan tim cagar budaya Sumenep. Jika memenuhi syarat, tidak menutup kemungkinan Gua Arca bisa menjadi salah satu cagar budaya yang patut dilestarikan dan dijaga. ”Kalau sudah jadi cagar budaya, kami akan pasang papan peringatan untuk tidak merusak peninggalan masa lalu ini,” ujar Carto.

Baca Juga :  Kembangkan Pariwisata, Tingkatkan Perekonomian

Ketua Tim Penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta Alifah berharap hasil temuan tersebut bisa menjadi salah satu bahan ajar di sekolah-sekolah. Khususnya pelajaran sejarah bahwa di Sumenep juga ada peninggalan zaman prasejarah yang terpendam.

Orang belum banyak mengetahui jika Pulau Kangean memiliki potensi prasejarah. Peran pada zaman prasejarah cukup besar. ”Penelitian masih akan kami lanjutkan. Bukti temuan kehidupan yang lebih tua masih sangat mungkin ditemukan,” ujar Alifah.

Tim Balai Arkeologi Jogjakarta menemukan banyak bukti peninggalan prasejarah di Pulau Kangean. Sejak 2018, tim peneliti melakukan ekskavasi selama 18 hari pada April–Mei. Kemudian di 2019, penggalian arkeologi dilakukan 21 hari pada Maret–April.

Dari hasil penelitian sementara, kehidupan manusia masa prasejarah di Pulau Kangean terjadi sejak 6.211 cal before present (BP) dan berakhir pada 900 BP. Dengan kata lain, Pulau Kangean, khususnya Gua Arca, telah dihuni lebih dari 6.000 tahun lalu atau 4.000 tahun sebelum masehi (SM).

Baca Juga :  Bangkalan Punya Alat Deteksi Gempa dan Tsunami

Hingga penelitian terakhir, tim peneliti belum bisa memastikan mengenai genetik manusia yang menghuni Pulau Kangean. Namun jika dilihat kronologisnya, diperkirakan manusia yang menghuni Gua Arca merupakan manusia modern dengan ras Australomelanesid. Kemungkinan tersebut masih perlu penelitian lebih lanjut.

Tahun 2020, tim penelitian menjadwalkan kembali untuk melakukan ekskavasi ke Gua Arca. Mengingat, pada penggalian terakhir baru sampai kedalaman 95 sentimeter dan masih ditemukan data arkeologi. Tidak menutup kemungkinan masih ada data arkeologi lain yang bisa mendukung penelitian untuk mengetahui kapan tempat tersebut dihuni dari temuan paling bawah.

Setelah di Pulau Kangean, tim penelitian akan lanjut melakukan survei ke Pulau Raas dan Sapudi. Untuk mengetahui kemungkinan migrasi tersebut juga terjadi pada pulau-pulau lain di Sumenep.

SUMENEP – Penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta di Gua Arca, Desa Daandung, Kecamatan Kangayan, menghasilkan temuan luar biasa. Jejak peninggalan prasejarah di Pulau Kangean tersebut diungkap tim peneliti setelah melakukan penelitian sejak 2018.

Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Sumenep Carto mengapresiasi temuan tim Balai Arkeologi Jogjakarta. Temuan itu berpotensi menjadi cikal bakal destinasi wisata. Terlebih untuk wisata sejarah yang bernilai edukatif mengenai kehidupan prasejarah di Pulau Kangean.

Carto mengaku tertarik untuk mengembangkan Gua Arca menjadi salah satu daya tarik wisata di Kota Keris. Pihaknya akan memetakan wilayah lokasi gua tersebut. Setelah itu, membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) untuk mengelola.


”Biar pokdarwis yang menjalankan. Hasil temuan ini sangat bagus. Karena kita bisa tahu bahwa ada potensi lain di Sumenep berupa peninggalan kehidupan prasejarah,” ungkapnya kemarin (5/12).

Pihaknya juga akan menerjunkan tim cagar budaya Sumenep. Jika memenuhi syarat, tidak menutup kemungkinan Gua Arca bisa menjadi salah satu cagar budaya yang patut dilestarikan dan dijaga. ”Kalau sudah jadi cagar budaya, kami akan pasang papan peringatan untuk tidak merusak peninggalan masa lalu ini,” ujar Carto.

Baca Juga :  Pilkades Pamaroh Mengalami Kebuntuan

Ketua Tim Penelitian Balai Arkeologi Jogjakarta Alifah berharap hasil temuan tersebut bisa menjadi salah satu bahan ajar di sekolah-sekolah. Khususnya pelajaran sejarah bahwa di Sumenep juga ada peninggalan zaman prasejarah yang terpendam.

Orang belum banyak mengetahui jika Pulau Kangean memiliki potensi prasejarah. Peran pada zaman prasejarah cukup besar. ”Penelitian masih akan kami lanjutkan. Bukti temuan kehidupan yang lebih tua masih sangat mungkin ditemukan,” ujar Alifah.

- Advertisement -

Tim Balai Arkeologi Jogjakarta menemukan banyak bukti peninggalan prasejarah di Pulau Kangean. Sejak 2018, tim peneliti melakukan ekskavasi selama 18 hari pada April–Mei. Kemudian di 2019, penggalian arkeologi dilakukan 21 hari pada Maret–April.

Dari hasil penelitian sementara, kehidupan manusia masa prasejarah di Pulau Kangean terjadi sejak 6.211 cal before present (BP) dan berakhir pada 900 BP. Dengan kata lain, Pulau Kangean, khususnya Gua Arca, telah dihuni lebih dari 6.000 tahun lalu atau 4.000 tahun sebelum masehi (SM).

Baca Juga :  Kembangkan Pariwisata, Tingkatkan Perekonomian

Hingga penelitian terakhir, tim peneliti belum bisa memastikan mengenai genetik manusia yang menghuni Pulau Kangean. Namun jika dilihat kronologisnya, diperkirakan manusia yang menghuni Gua Arca merupakan manusia modern dengan ras Australomelanesid. Kemungkinan tersebut masih perlu penelitian lebih lanjut.

Tahun 2020, tim penelitian menjadwalkan kembali untuk melakukan ekskavasi ke Gua Arca. Mengingat, pada penggalian terakhir baru sampai kedalaman 95 sentimeter dan masih ditemukan data arkeologi. Tidak menutup kemungkinan masih ada data arkeologi lain yang bisa mendukung penelitian untuk mengetahui kapan tempat tersebut dihuni dari temuan paling bawah.

Setelah di Pulau Kangean, tim penelitian akan lanjut melakukan survei ke Pulau Raas dan Sapudi. Untuk mengetahui kemungkinan migrasi tersebut juga terjadi pada pulau-pulau lain di Sumenep.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

/