SUMENEP – Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean, tidak memiliki pelabuhan memadai. Biasanya warga memanfaatkan pelabuhan kayu di Desa/Kecamatan Kangayan. Bahkan rombongan Bupati Sumenep A. Busyro Karim terpaksa diturunkan di tengah laut.
Rombongan safari kepulauan itu tiba di peraiaran Kecamatan Kangayan Selasa (4/12) sekitar pukul 09.30. Karena KM Dharma Bahari III tidak bisa sandar, penumpang dipindah ke perahu yang ukurannya lebih kecil dengan kapasitas 20 orang.
Klik dan Download Aplikasi Radar Madura Disini..!!
Abdul Gafur, 50, warga asal Desa/Kecamatan Kangayan, mengaku tidak ada tempat kapal untuk sandar. Yang ada hanya jembatan kecil khusus untuk perahu nelayan setempat. Minimnya fasilitas dikeluhkan warga. ”Susah memang warga di sini,” katanya.
Selain pelabuhan, armada laut sangat minim. Bahkan, untuk belanja ke pulau lain sangat sulit. Kalau ada ongkosnya mahal. Sekali berangkat harus membayar Rp 300 ribu. ”Banyak pemimpin hanya berjanji untuk memperbaiki, tapi setelah berhasil lupa sama kami,” ucapnya.
Camat Kagayan Mohammad Husen membenarkan bahwa alat transportasi sangat sulit. Tetapi, pihaknya sudah berusaha maksimal untuk memudahkan. ”Kami sudah berupaya ke depan lebih baik,” kata Husen saat ditemui JPRM di kantor Kecamatan Kangayan.
Menurut dia, untuk pelabuhan di wilayahnya memang tidak ada. Pelabuhan besar adanya hanya di Kecamatan Arjasa, yakni Pelabuhan Batu Guluk. Pelabuhan tersebut menjadi akses keluar-masuk warga Pulau Kangean, termasuk warga Kecamatan Kangayan. ”Dermaga yang ada hanya di sana,” tuturnya. (c2)