SUMENEP – Wabah coronavirus disease 2019 (Covid-19) memakan korban dua orang sekaligus kemarin (4/4). Namun, kematian warga Dusun Satu, Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken, Sumenep, itu bukan karena terpapar virus, melainkan karena tenggelam di laut saat mandi.
Semula Hamdiyah, 50, dan Vera, 30, berangkat untuk mandi di laut sekitar pukul 07.00 kemarin (4/4). Sekitar lima anak diajak untuk mandi air asin itu. Sesampainya di pantai, tujuh orang tersebut naik sampan gabus.
Sekitar beberapa meter dari lepas pantai, sampan yang ditumpangi oleng dan terbalik. Hamdiyah dan Vera serta anak-anak yang dibawa tenggelam. Kedua orang dewasa itu berusaha menyelamatkan anak-anak terlebih dahulu.
Melihat korban tenggelam, warga di sekitar pantai langsung berusaha menolong. Kelima anak berhasil diselamatkan. Akan tetapi, Hamdiyah yang sehari-hari menjadi ibu rumah tangga dan Vera sebagai guru TK tak tertolong. Mereka sempat dilarikan ke puskesmas. Namun, keduanya dinyatakan meninggal dunia.
Saifuddin, 45, warga Pulau Pagerungan Besar, menuturkan, sejak adanya wabah Covid-19 warga kepulauan banyak yang mandi di laut. Begitu juga yang dilakukan para korban. ”Tenggelam di kedalaman sekitar 2–3 meter. Tapi dua orang dewasa itu tidak sempat tertolong,” paparnya.
Anggota Komisi II DPRD Sumenep Badrul Aini menyampaikan, kecelakaan laut itu terjadi akibat kabar mengenai air laut mampu menangkal penularan virus korona. Tak pelak, banyak warga kepulauan, khususnya Sapeken, yang mandi air laut.
”Kami harap masyarakat tetap memperhatikan keselamatan. Jika ingin mandi di laut, cukup di perairan dangkal saja,” kata wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) VI itu.
Sebagai putra daerah kepulauan, lanjut Badrul, dia juga berharap pemerintah semakin gencar melakukan sosialisasi secara merata. Dengan demikian, wabah virus korona tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan. Terlebih, hingga merenggut nyawa demi menghindari penyakit ini. ”Hal seperti ini jangan sampai terulang kembali,” tukasnya.
Kepala Dinkes Sumenep Agus Mulyono menyampaikan, dari sisi kesehatan, Covid-19 merupakan virus turunan. Menurut WHO maupun Kementerian Kesehatan, virus ini belum ada obatnya. Bahkan, vaksin untuk Covid-19 belum ditemukan.
Terkait mandi air laut untuk mencegah penularan virus korona, pihaknya tidak lantas menyalahkan. Hanya, kandungan air laut memiliki natrium clorida (NaCl) paling banyak. Kandungan garam dalam air laut juga memiliki unsur antijamur, bukan untuk antivirus. ”Apabila ada masyarakat yang berpandangan seperti itu, silakan,” katanya.
Di sisi lain, masyarakat diharapkan mengikuti arahan pemerintah dan tim medis. Sebab, sejauh ini langkah pencegahan seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kontak fisik, dan mengurangi aktivitas di luar rumah masih dianggap lebih efektif. Termasuk menjaga kebersihan dan kesehatan.
”Kami tidak merekomendasikan untuk mandi air laut untuk mencegah Covid-19, juga tidak melarang. Tapi, kalau tidak bisa berenang, menceburkan diri ke laut itu tidak dibenarkan,” tukasnya.