SUMENEP – Pencarian ikan oleh nelayan sama dengan luas lautan. Di mana ada ikan, di situ mereka menangkap. Namun, di tempat itu pula kadang mereka mengembuskan napas terakhir.
Seperti yang dialami Samsudding, nelayan warga Desa Balo Baloang, Kecamatan Liukang Tangaya, Kabupaten Kepulauan Pangkajene. Nelayan 44 tahun itu ditemukan meninggal dunia di perairan Kepulauan Kangean, Jumat (1/11).
Kerabat korban Moh. Albar, 39, warga Desa Pagerungan Besar, Kecamatan Sapeken mendapat informasi bahwa Samsudding berangkat melaut sejak 17 Oktober 2019. Dia menangkap ikan menggunakan perahu jenis boat.
Lebih dari sepekan sejak berangkat melaut tidak mengabari keluarga. Kemudian, Moh. Albar mengabarkan berita itu kepada para nelayan di desanya. Dari situ kemudian mendapatkan kabar bahwa ada nelayan Desa Pagerungan Besar menemukan perahu penjaring ikan di dekat Pulau Meongan, Kecamatan Kangayan. Namun, pemiliknya sudah meninggal dunia. Korban ditemukan pukul 15.35 di belakang kemudi.
Setelah dilihat, ternyata benar jenazah tersebut adalah Samsudding, kerabatnya. Selanjutnya, perahu milik korban ditarik menuju Desa Pagerungan Besar. Kemudian, Albar menghubungi keluarga di rumah korban di Sulawesi Selatan (Sulsel). Selain itu juga melaporkan peristiwa penemuan mayat itu ke Polsek Sapeken.
Sempat dilakukan pemeriksaan fisik korban oleh tim Puskesmas Sapeken. Hasilnya, dinyatakan tidak ada tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Pihak keluarga juga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak berkenan untuk dilakukan otopsi. ”Sesuai keterangan ibunya, korban dianggap meninggal secara wajar karena memang memiliki riwayat penyakit ayan,” jelasanya.
Sementara itu, Kasubbaghumas Polres Sumenep AKP Widiarti membenarkan Polsek Sapeken yang menangani penemuan mayat di perairan Kangean. Polisi juga turut serta membantu evakuasi korban dari perahu.
Menurut mantan Kapolsek Kota Sumenep itu, saat ditemukan, kondisi korban mulai membusuk. Diperkirakan korban meninggal sekitar 10 hari. ”Korban menggunakan celana pendek warna merah, sarung warna merah kombinasi hitam, dan meninggal dalam kondisi telentang,” jelas Widi. (c3)