SUMENEP – Bantuan rumah tidak layak huni (RTLH) di dinas sosial (dinsos) mendapat perhatian Bupati Sumenep A. Busyro Karim. Pria nomor satu di lingkungan pemkab itu meminta jika ada penyimpangan harus ditindak tegas.
Dibandingkan 2017, jumlah penerima bantuan tersebut tahun ini lebih tinggi. Pada 2017, penerima berjumlah 49 orang. Masing-masing penerima mendapatkan Rp 15 juta. Total anggarannya Rp 735 juta.
Tahun ini meningkat tiga kali lipat. Penerima tahun ini mencapai 177 orang. Namun, nominalnya sama, yakni Rp 15 juta tiap penerima. Anggaran keseluruhan Rp 2,6 miliar lebih.
Busyro mengatakan, sistem penyaluran RTLH sudah diperbaiki. Sebelumnya penerima mendapat uang tunai, tetapi saat ini melalui rekening. Tujuannya, meminimalkan terjadinya pungutan liar (pungli).
”Jika ada penyimpangan disikat saja,” ujar politikus PKB tersebut Rabu (2/5). ”Bantuan ini untuk orang sepuh, tidak mampu, dan disabilitas. Jadi, ada hati nurani supaya tidak ada yang bermacam-macam,” imbuhnya.
Bupati dua periode itu menegaskan, bantuan tersebut tidak menyimpang dan sampai kepada penerima. Penggunaan uang itu apa kata pelaksana di bawah. Pihaknya hanya menyerahkan uang. Sementara yang membangun rumah adalah penerima. Namun, pihaknya tetap mengevaluasi.
”Tahap pertama 70 persen. Kalau sudah dilaksanakan dan hasilnya bagus, sisanya bisa dicairkan,” jelasnya.
Bupati menegaskan, dari pemerintah bantuan tersebut tidak ada pengurangan. Menurut dia, bantuan itu sifatnya stimulan. Dia berharap ada pihak yang membantu. Termasuk, pemerintah desa.
”Misalnya, ada bantuan dari beberapa pihak itu tambah bagus. Tapi, memang harus dibantu oleh masyarakat sekitar dan pemerintah. Bisa mengganggarkan dari DD (dana desa) supaya rumah itu bagus,” jelasnya lagi.
Kepala Dinsos Sumenep R. Akh. Aminullah mengatakan, bantuan itu sudah diluncurkan pada Senin (30/4). Jumlah penerima kepulauan dan daratan hampir sama. Dana RTLH diambilkan dari APBD. Selain RTLH, juga meluncurkan program bedah rumah untuk 124 penerima.
Tiap penerima mendapat Rp 15 juta. Dengan demikian, total anggarannya Rp 1,8 miliar. ”Untuk bedah rumah dikhususkan kepada lanjut usia (lansia),” ucapnya.