SUMENEP, Jawa Pos Radar Madura – Pelayaran kapal ke beberapa pulau di Kabupaten Sumenep belum dibuka. Akibatnya, penumpang yang tertahan semakin bertambah. Per Kamis, 29 Desember 2022, penumpang berjumlah 54 orang. Kini bertambah menjadi 140 orang (lihat grafis).
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Kalianget Taufikur Rahman mengatakan, data tersebut dihitung berdasarkan jumlah orang yang beristirahat di penginapan pelabuhan. Tidak termasuk yang berada di wisma sekitar.
Dia menjelaskan, trayek pelayaran di Pelabuhan Kalianget baru dimulai Kamis, 5 Januari. Keberangkatan kapal perintis dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. ”Nanti yang dari sini itu kapal motor. Insyaallah, tanggal 5 pelayaran sudah bisa kami buka kembali,” jelas Taufik.
Dia menerangkan, semua penumpang yang tertahan di Pelabuhan Kalianget sudah mendapat bantuan. Terutama, kebutuhan pokok setiap hari. ”Kami kerja sama dengan Dinas Sosial (Dinsos) Sumenep. Alhamdulillah, semua diakomodasi, kecuali yang ada di luar pelabuhan,” ujarnya.
Kepala Dinsos Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep Achmad Zulkarnain membenarkan hal tersebut. Menurut dia, pemkab hampir setiap hari menyuplai logistik kepada penumpang yang tertahan di Pelabuhan Kalianget.
”Selain makanan, kami juga bekerja sama dengan polres melakukan pemeriksaan kesehatan. Untuk makanan itu tiga kali dalam sehari,” tuturnya.
Sementara itu, Moh. Amin, 32, warga Desa Masalima, Kecamatan Masalembu, berharap pelayaran segera dibuka. Sebab, banyak penumpang kehabisan bekal. Biaya hidup selama tinggal di pelabuhan cukup mahal.
”Yang jelas, harapan kami segera sampai. Bekal yang kami miliki itu sudah menipis. Biaya hidup per hari bisa mencapai 100 ribu,” kata Amin.
Dia menjelaskan, para penumpang sebenarnya maklum akan kondisi alam yang ekstrem. Namun, KSOP Kelas V Kalianget belum memberikan kepastian sama sekali. ”Kemarin kan penundaan hanya beberapa hari, ternyata diperpanjang. Informasi yang tanggal 5 itu kan juga relatif, bisa berubah lagi,” ucapnya. (di/luq)