SUMENEP – Meski telah bekerja keras mengurus sampah yang ada di sudut Kota Sumenep, perhatian pemerintah kepada pasukan kuning (paskun) dinilai masih minim. Indikasinya, fasilitas dan alat pelindung diri (APD) paskun jauh dari kata ideal.
Berdasar data yang dihimpun koran ini, Kota Keris memiliki 198 tenaga paskun. Dari ratusan orang itu, 61 di antaranya berstatus aparatur sipil negara (PNS). Ditambah, ada 24 tenaga musiman atau tenaga harian lepas (THL) yang termasuk dalam komunitas gerakan bersih.
Nirman, salah satu paskun asal Desa Kalianget Barat mengatakan, selama menjadi paskun hanya diberi satu paket APD per tahun. ”Mulai dari seragam, sepatu, topi, masker, jas hujan. Jumlahnya masing-masing satu unit,” ucapnya.
Menurut dia, paskun harus mendapat perhatian pemerintah. Sebab, sudah bekerja keras menjaga kebersihan kota. ”Sementara fasilitas yang didapat sangat minim. Sebagian besar paskun tidak mengenakan seragam APD saat bertugas. Alasannya, APD dicuci dan rusak,” imbuhnya.
Dijelaskan, satu paket APD yang didapat selama setahun dinilai tidak cukup. Apalagi, tugasnya membersihkan sampah setiap hari. ”Pekerjaan kami berkaitan dengan debu dan kuman. Perlu mendapat perhatian. Apalagi sekarang, saat persebaran Covid-19 kian meresahkan. Kami juga butuh masker,” ulasnya.
Kabid Pengelola Sampah dan Limbah B3 DLH Sumenep Agus Salam mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permohonan pengadaan APD. Mulai dari seragam, masker, topi, sepatu, dan lainnya. ”Pengadaan APD terakhir pada 2018. Kalau tahun 2019 memang tidak ada bantuan,” ucapnya.
Agus Salam berharap permohonan pengadaan APD disetujui. Dengan begitu, bantuan APD yang dibutuhkan paskun segera didistribusikan. ”Apalagi, tujuan kami untuk mencegah penularan Covid-19,” pungkasnya. (mi)