SUMENEP – Kesadaran membayar tagihan listrik di Kabupaten Sumenep masih rendah. Hingga Februari, tunggakan tagihan listrik di wilayah PLN ULP Sumenep sekitar Rp 959.629.773. Bahkan, puluhan pelanggan yang menunggak aliran listriknya diputus.
Hal tersebut diungkapkan oleh Manajer PLN ULP Sumenep Rudi Hartono kemarin (28/1). Menurut dia, sejak Desember hingga Februari, jumlah tunggakan pembayaran listrik pelanggan di Sumenep berada di angka Rp 959 juta. Sebagian besar tunggakan berasal dari pelanggan rumah tangga. Tetapi, ada juga yang berasal dari perusahaan swasta.
”Kebanyakan pelanggan rumah tangga, tetapi ada juga perusahaan swasta seperti tambak udang dan lain-lain,” ungkapnya.
Banyaknya tagihan yang tak terbayar itu juga akibat pendeknya bulan Februari. Sebab, dalam sehari pembayaran tagihan listrik di Sumenep bisa mencapai Rp 90 juta hingga Rp 100 juta. ”Kalau satu bulan biasanya sampai 30 atau 31 hari. Kemungkinan per hari ada pembayaran sekitar Rp 90 juta sampai Rp 100 juta,” jelasnya.
Menurut dia, pihaknya sudah mengingatkan para pelanggan yang menunggak pembayaran. Sejak Januari lalu pihaknya juga memutus puluhan jaringan listrik milik pelanggan. Penyebabnya, pelanggan tidak dapat melunasi tagihan hingga melebihi waktu tiga bulan.
”Kalau utangnya lebih dari tiga bulan, sambungan lsitriknya kami putus,” katanya.
Tetapi, pemutusan jaringan listrik itu hanya sementara. Jika pelanggan memmbuat perjanjian untuk melunasi tagihan, PLN dapat menyambung kembali jaringan listrik.
”Kalau jumlahnya hampir 50 jaringan. Tapi, masih bersifat sementara. Kalau sudah diputus seperti ini akan dibuat perjanjian. Jika pelanggan bisa melunasi tunggakan sampai waktu yang ditentukan, listrik akan kami nyalakan lagi,” pungkasnya.