SUMENEP – Program kemitraan jagung hibrida di Sumenep sukses. Rabu (28/2) Pemkab Sumenep mengadakan kegiatan panen raya jagung hibrida yang dihadiri oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Sumardjo Gatot Irianto.
Ditemui usai kegiatan, Gatot Irianto mengaku puas dengan kinerja Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (Dispertapahorbun) Sumenep dalam menjalankan program pemerintah pusat tersebut. Menurut dia, hasil yang didapat sudah sesuai dengan harapan Kementan.
”Produksi jagungnya bagus. Cuma, budi dayanya harus lebih murah supaya biaya produksi turun dan pendapatannya lebih bagus,” ujarnya.
Gatot berharap, program tersebut ditingkatkan. Dia ingin ada kombinasi antara tanaman jagung, padi, dan kedelai dalam satu lahan.
”Kombinasi ini akan memperkecil risiko ruginya petani. Jika ada salah satu tanaman yang mati, petani masih bisa panen satunya,” jelas Gatot.
Dalam sambutannya, Bupati Sumenep A. Busyro Karim menerangkan, saat ini pemikiran masyarakat Sumenep mulai terbuka. Sebelumnya, persentase tanam jagung di Sumenep masih didominasi jagung lokal. Jagung hibrida menjadi komoditas sampingan.
”Dulu persentase tanam jagung di Sumenep masih 70 persen jagung lokal dan 30 persen jagung hibrida. Sekarang sudah berubah menjadi 70 persen jagung hibrida dan 30 persen jagung lokal,” terangnya.
Kepala Dispertapahorbun Sumenep Bambang irianto menyatakan, pihaknya optimistis dengan tugas yang diberikan Kementan. Selain itu, dia mengaku yakin bisa meningkatkan produksi kedelai.
”Sesuai dengan instruksi Pak Gatot tadi, kami akan menyosialisasikan kepada petani mengenai rencana peningkatan produksi kedelai di Sumenep. Saya rasa Sumenep memang berpotensi,” pungkasnya.