BANGKALAN – Unggul dari segi peringkat dan bermain di kandang sendiri tidak membuat Madura United mudah meraih poin. Pada laga di Stadion Gelora Bangkalan (SGB) kemarin (26/11) Laskar Sape Kerrap nyaris kalah.
Beruntung, ada Fabiano da Rosa Beltrame. Dua gol pemain belakang itu menyelamatkan Madura dari kekalahan. Hingga wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, skor 2-2 tidak berubah.
Sejak menit awal, Madura United menggempur pertahanan PSIS Semarang. Maksud hati ingin mencetak gol, Madura malah kebobolan lewat sundulan Bruno Silva di menit ke-37. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.
Lasakar Sape Kerrap semakin tampil impresif setelah turun minum. Fabiano Beltrame berhasil mencetak gol setelah memanfaatkan tendangan bebas Slamet Nurcahyo di menit ke-55.
Keasyikan menyerang, Madura United kembali kecolongan. Gol tercipta melalui umpan silang Bruno Silva yang disambut baik oleh Bayu Nugroho pada menit ke-67.
Tak mau dipermalukan di depan pendukungnya, Madura terus menyerang. Greg Nwokolo diberhentikan paksa oleh pemain barisan PSIS Semarang di kotak terlarang. Fabiano yang didapuk sebagai eksekutor berhasil melaksanakan tugas dengan baik. Tendangan kerasnya tidak bisa diantisipasi penjaga gawang lawan, Jandia Eka Putra.
Keputusan wasit menunjuk titik putih mendapat protes dari pemain PSIS Semarang. Kedua pemain sempat terjadi cekcok. Bahkan, pertandingan sempat berhenti beberapa menit. Namun, wasit tetap pada pendiriannya.
Dalam konferensi presnya, Pelatih Madura United Gomes de Olivera menyampaikan bahwa timnya tampil cukup baik di babak pertama. Namun sayang, belum bisa mencetak gol meski menciptakan banyak peluang.
Gomes menyampaikan, timnya sempat mengalami kehilangan konsentrasi setelah 15 menit pertama di babak kedua. Hingga akhirnya tim tamu bisa kembali unggul dengan memanfaatkan kelengahan anak asuhnya. ”Kita juga kehilangan konsentrasi,” ucapnya, kamarin.
Pelatih berpaspor Brasil itu menyampaikan, tempo panas yang terjadi di lapangan tidak lepas dari penampilan lawan. Menurut dia, skuadnya terpancing emosi atas permainan tim tamu yang terkesan mengulur-ngulur waktu setelah unggul 2-1. ”Kita terprovokasi terhadap pemain PSIS yang sedikit-sedikit jatuh agar waktu molor,” tuturnya.
Alfath Fathier yang baru bergabung setelah memperkuat tim nasional di Piala AFF itu mengaku kecewa. Sebab, timnya tidak bisa memperoleh 3 poin di kandang. ”Alfath sendiri kecewa, pertama tampil melawan PSIS semarang di kandang imbang,” katanya.
Sementara itu, Pelatih PSIS Semarang Jafri Sarta mengapresiasi penampilan anak asuhnya. Menurut dia, tambahan 1 poin sangat berharga bagi timnya. Pihaknya mengaku sangat bersyukur dengan raihan poin tersebut. ”Ini salah satu pertandingan away terbaik anak-anak,” ucapnya.
Pemain PSIS Semarang Aldaier Makatindu mengatakan, timnya sudah bermain bagus. Bahkan, bisa mengimbangi permainan Madura. Namun dirinya menyayangkan keputusan wasit yang dinilai merugikan timnya. ”Kita sudah bermain bagus, mengimbangi permainan tetapi sayang kita dirugikan atas keputusan wasit,” tandasnya. (jup)