PAMEKASAN – Manajemen Madura United (MU) mengirim nota protes pada PSSI atas kepemimpinan wasit saat laga melawan Persis Solo di Stadion Gelora Pamekasan Ratu Pamelingan (SGMRP), Senin (6/2). Itu dilakukan karena MU dirugikan atas beberapa keputusan kontroversialnya.
Sehingga, di laga itu MU dinyatakan tumbang dengan skor 3-2 atas tim tamu. Meskipun sebenarnya MU berpeluang memenangkan laga jika wasit memberikan dua kali penalti atas dua pelanggaran di area kotak terlarang yang dilakukan oleh pemain Persis terhadap Lulinha.
Komisaris PT Polana Bola Madura Bersatu Zia Ulhaq menyatakan, laga MU melawan Persis Solo awalnya berjalan baik dan layak ditonton oleh seluruh lapisan masyarakat. Sebab, pertandingan itu disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi nasional. ”Gara-gara keputusan wasit yang menurut kami tidak benar,” ucapnya.
Zia mendesak PSSI melakukan pembenahan terhadap para wasit lapangan di kompetisi Liga 1. Sebab, itu akan menjadi penentu dari kualitas kompetisi persepakbolaan di tanah air. ”Kalau PSSI berharap sepak bola kita baik, kita harus berubah,” tegasnya.
Jangan sampai, lanjut dia, ada penunjukan yang tidak kompeten. Sebab, hal tersebut sangat merugikan tim-tim yang berkompetisi di liga teratas persepakbolaan. Serta mencederai asas fair play dalam olahraga. ”Kami betul-betul menghargai pertandingan tim mana pun, dan kami hormat sportivitas,” lanjut pria yang biasa dipanggil Habib tersebut.
Pria asal Pamekasan itu mengungkapkan, manajemen MU melayangkan surat protes resmi pada PSSI atas kememimpin pertandingan antara Laskar Sape Kerrap melawan Persis Solo. Sebab, dinilai memimpin pertandingan jauh dari kata fair play.
”Ini level nasional, kami berharap masyarakat Indonesia bisa menyaksikan seberapa bobroknya kepemimpinan wasit nasional kita yang dikomandoi PSSI yang selalu menyebut baik-baik terus,” sambungnya dengan nada kesal.
Selain itu, komunikasi antara wasit yang bertugas dalam pekan ke-23 antara MU melawan Persis Solo sangat buruk. Lantas, sambung Zia, apa fungsi dari alat komunikasi yang ada di setiap wasit. ”Kalau PSSI tidak bisa menyelenggarakan pertandingan dengan baik, lebih baik liga distop,” katanya.
Habib meminta PSSI menugaskan wasit-wasit berstandar FIFA. Manajemen MU memastikan akan menolak wasit yang tidak berstandar dan berlisensi FIFA. ”Kami bingung harus bermain seperti apa kalau pengadil lapangannya tidak jelas,” katanya.
Pertandingan antara MU melawan Persis Solo saat itu dipimpin wasit Choirudin. Sedangkan asisten wasit satu yaitu I Gede Selamet Raharja dan asisten wasit dua Sulaiman Simatupang. Sementara asisten wasit tambahan satu adalah Ryan Nanda Saputra dan asisten wasit tambahan dua Ikhsan Prasetya Jati. (jup/luq)