Oleh UNTUNG WAHYUDI*
DALAM Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan disebutkan, perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, cetak, dan atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pustaka.
Karena itu, begitu jelas bahwa perpustakaan bukan sekadar gedung tanpa manfaat, tetapi memiliki roh karena memuat segudang pengetahuan yang dibutuhkan banyak orang. Namun, selama ini tidak sedikit yang menganggap perpustakaan sekadar gudang buku terbitan lama, berdebu, sehingga tidak menarik untuk dikunjungi?
Benarkah demikian nasib perpustakaan sekarang? Sudah tidak relevankah kita menjadikan perpustakaan sebagai tempat wisata pikiran? Memang, dunia digital saat ini membuat bahan bacaan bertransformasi menjadi e-book atau buku elektronik. Berbagai macam jenis buku digital tersedia di berbagai platform. Ada yang berbayar, tetapi banyak juga yang dibagikan secara gratis.
Dilansir dari majalah Ummi edisi Juni 2007, keberadaan perpustakaan memang sepi pengunjung. Gedung perpustakaan di berbagai daerah semakin tidak diminati masyarakat, membuat perpustakaan makin menjadi tempat yang asing. Lalu, bagaimana caranya agar perpustakaan menarik pengunjung? Pentingkah dilaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengelola perpustakaan sehingga perpustakaan kembali dikelola dengan baik?
Akhir Februari lalu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meluncurkan program Merdeka Belajar episode ke-23. Dalam program ini, pihak Kemendikbudristek akan mengirimkan buku-buku bermutu untuk peningkatan literasi. Hal ini sebagai solusi atas masalah klasik tentang rendahnya minat baca di kalangan anak-anak. Dengan adanya bantuan buku-buku berkualitas yang sesuai dengan minat, diharapkan anak-anak tertarik untuk berkunjung ke perpustakaan, serta membaca buku-buku yang ada di sana.
Pendidikan dan Pelatihan Pustakawan
Selama ini, kurangnya minat pengunjung perpustakaan disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang pengelolaan dan manajemen bagi para pustakawan. Hal ini menyebabkan perpustakaan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Karena itu, Mendikbudristek Nadiem Makarim menjelaskan, ada tiga pilar utama yang menjadi acuan dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23. Pertama, pemilihan dan penjenjangan. Kedua, cetak dan distribusi. Ketiga, pelatihan dan pendampingan.
Dalam pilar pertama dan kedua sudah jelas bahwa buku-buku yang dikirimkan disesuaikan dengan jenjang atau minat baca anak. Lalu, jumlah cetak dan distribusi buku-buku bacaan. Kemendikbudristek menyediakan dan mendistribusikan sebanyak 560 judul buku bacaan bermutu dengan total 15.356.486 eksemplar ke daerah 3T yang terdiri atas 5.963 PAUD dan 14.595 SD, serta daerah lainnya yang memiliki nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah (Siaran Pers Nomor: 92/sipers/A6/II/2023).
Sementara itu, pilar ketiga adalah pelatihan dan pendampingan bagi pustakawan atau pengelola perpustakaan. Dalam hal ini, guru, kepala sekolah, dan pustakawan akan diberikan pelatihan tentang bagaimana mengelola manajemen perpustakaan. Tanpa manajemen yang baik, perpustakaan sulit untuk berkembang, lebih-lebih mengoptimalkan manfaat bagi pengembangan pendidikan di sekolah.
Kiat Menarik Pengunjung
Salah satu misi perpustakaan adalah dalam rangka mencerdaskan masyarakat lewat budaya literasi. Dengan kegiatan membaca yang menjadi budaya, maka secara otomatis perpustakaan telah ikut andil dalam mencerdaskan masyarakat. Karena itu, pengelola perpustakaan atau pustakawan harus mencari ide bagaimana agar perpustakaan bisa menarik pengunjung.
Dalam pelatihan manajemen perpustakaan, biasanya calon pustakawan dibimbing dan didampingi agar bisa memahami seluk beluk pengelolaan perpustakaan dengan baik. Namun, selain segala hal yang berkaitan dengan manajemen pengelolaan, pustakawan juga harus bisa membuat orang tertarik berkunjung ke perpustakaan. Kira-kira apa yang perlu dilakukan untuk menarik pengunjung? Agar orang atau siswa bisa tertarik berkunjung ke perpustakaan?
Bagaimana menarik pengunjung, kita bisa belajar dari kegigihan pengelola Taman Bacaan Baitul Hikmah, Yayasan As-Syifa, Tambakmekar, Subang, Jawa Barat. Sebagaimana dilansir majalah Ummi (2007), untuk memajukan perpustakaan atau taman bacaan, kita harus benar-benar serius mengelolanya. Kamsi, ketua harian Taman Bacaan Baitul Hikmah, menjelaskan, untuk menarik pengunjung perpustakaan bisa dengan cara mengadakan lomba karya tulis seperti cerpen, puisi, artikel, dan karya tulis lainnya.
Untuk menarik minat pengunjung, Taman Bacaan Baitul Hikmah pernah mengadakan Lomba Penulisan Cerpen untuk Pelajar SMA se-Kabupaten Subang. Bermula dari lomba penulisan itu, para pengunjung yang memang kebanyakan para pelajar di sekitar Subang mulai berdatangan. Setelah itu, bukan satu dua kali Baitul Hikmah mengadakan acara-acara lain untuk bisa membentuk komunitas baca tersendiri. Diskusi ilmiah adalah salah satunya.
Sementara itu, Cherry, pengelola taman bacaan Pustaka Pandawa, menjelaskan, perpustakaan perlu menambah koleksi buku sehingga setiap bulan harus mengeluarkan anggaran untuk membeli buku-buku baru. Buku-buku dengan aneka tema seperti umum dan keislaman, mayoritas adalah buku-buku yang dicari oleh para anggota taman bacaan Pustaka Pandawa.
Menjaga dan merawat koleksi buku perpustakaan juga diperlukan. Misalnya, pustakawan harus mengingatkan para peminjam jika dalam batas waktu pengembalian, buku belum dikembalikan. Pustakawan bisa menelepon si peminjam bahwa batas pengembalian sudah tiba (Ummi, Juni 2007).
Upaya pemerintah untuk melakukan pendampingan terhadap guru dan pustakawan, sebagaimana diungkapkan Nadiem Makarim, perlu disambut dengan baik. Dengan pelatihan yang diberikan, Mendikbudristek berharap guru-guru dan pustakawan sekolah bisa benar-benar memahami kegunaan dan kebermanfaatan buku yang diterima, sehingga tidak akan ada buku yang menumpuk di perpustakaan karena tidak dimanfaatkan. Keberadaan buku bermutu diharapkan bisa menjadi jalan untuk membangkitkan semangat literasi di kalangan siswa. (*)
*)Peminat dan pegiat literasi di Sumenep