BANGKALAN, Jawa Pos Radar Madura – Hanya memiliki dan hobi mengoleksi benda pusaka tidak cukup. Sebab, benda pusaka dipercaya sebagai peninggalan sesepuh tidak dalam selalu dalam kondisi yang baik. Kadang kala karatan. Jika dibiarkan akan merusak pusaka.
Masyarakat Bangkalan memiliki cara tersendiri untuk merawat benda pusaka. Mereka menyebutnya abacem ataupun membersihkan benda pusaka. Kegiatan abacem ini biasa dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri hingga Hari Raya Ketupat. Tidak hanya dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, abacem juga dilakukan pada bulan Muharam.
Pegiat Padepokan Songgo Sukmo Muhammad bin Rahmat juga menjadi orang yang gemar merawat benda pusaka. Tujuannya, merawat peninggalan sesepuh dan menjaga pusaka agar tidak mudah rusak. ”Benda pusaka yang kami miliki memang rutin dikeluarkan dan dibersihkan setelah Lebaran. Karena pusaka mudah karatan. Kalau dibiarkan bisa rusak,” jelas Muhammad bin Rahmat kemarin (7/5).
Kebiasaan abacem dilakukan tutun-temurun dengan tujuan benda pusaka dikenalkan kepada keluarga besar agar bisa mengetahui sejarahnya yang dipercaya banyak berjasa untuk Bangkalan. Abacem dilakukan untuk semua jenis pusaka. Seperti keris, pusaka, dan celurit.
Untuk menghilangkan dan mengantisipasi karatan pada benda pusaka cukup dioles dengan jeruk nipis. Jika tidak mempan, bisa dengan cara lain. Yakni teknik memutih menggunakan air warangan. ”Tujuannya memang untuk melestarikan pusaka yang kami miliki. Jangan sampai pusaka itu rusak sehingga generasi tidak mengenalnya,” jelasnya. (za/luq)